Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menerawang Kompasiana dari Mata Batin Gelandangan Virtual "Newbie"

4 November 2018   19:43 Diperbarui: 4 November 2018   19:44 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya memainkan kuas, mencampur warna, membuat garis, lengkungan, sosok, alam raya, dan segala yang kelak menjadi magnum opus tentang gelandangan virtual yang mencintai kegembiraan.

Saya ingin terus menjadi bocah, seorang anak ingusan yang menganggap pujian dan penghargaan akan menjadi magnet kebaikan, bagi saya dan mereka. Sementara hinaan dan tatapan meremehkan, tak ubahnya sebentuk perhatian, dari mereka kepada saya.

Kendati dimanifestasikan secara berbeda, keduanya sama-sama cinta yang perlu dibalas dengan ucapan terima kasih dan limpahan welas asih.

#3

Karena, berdasarkan penelusuran mata batin seorang gelandangan virtual, Kompasiana lihai sekali memahat eksistensi, mengumpulkan atensi, mengusik pikiran, hingga bermain di ranah perasaan.

Yang barangkali, kekuatan ini dipilari oleh beberapa alasan, yaitu:

  • Ikatan kuat antarpenulis yang sama-sama mencandu kata, sehingga dapat saling menyelami kedalaman pikir masing-masing melalui makna.
  • Kematangan sosial yang teruji ketika membaca dan memberi komentar pada berbagai artikel yang berseberangan dengan kebenaran pribadi.
  • Perlunya kebijaksanaan untuk melahirkan artikel-artikel yang berterima secara universal dan dapat dimaknai oleh pembaca plural.
  • "Rayuan maut" berupa apresiasi karya, dengan label artikel utama, bahkan drama nominasi sebelum waktunya. Xixi~
  • Tawaran persahabatan yang mewah, karena tidak melibatkan hal-hal materiel, melainkan pertautan pikiran dan kemurnian hati.
  • Atmosfer yang kuat untuk terus belajar, berbagi inspirasi, serta menebar semangat kepenulisan yang menjunjung tinggi kejernihan, serta mencintai kebenaran.

#4

Menariknya, saya yang baru saja dua bulan hadir di tengah kebersamaan ini pun telah merasakan sejuk, hangat, hingga panasnya Kompasiana. Berikut ini senarai pengalaman berkesan yang dapat saya utarakan:

  • Kompasiana menjadi sarana pembelajaran bagi saya, untuk lebih peka menelisik karya-karya yang lebih dari sekadar baik, melainkan juga unik, autentik, nyentrik, dan menarik.
  • Saya menemukan loyalitas luar biasa dari para Kompasianer, yang menunjukkan bahwa Kompasiana bukan hanya apik mengelola sebuah "rumah", melainkan juga membentuk keluarga yang bhinneka tunggal ika.
  • Pertama kali turut serta meramaikan kompetisi blog di Kompasiana pada bulan Agustus 2018, dan menjadi salah satu pemenangnya. Ya, takdir yang manis dan romantis.
  • Terpacu menghasilkan karya yang bermanfaat dan nikmat untuk dibaca, meski pencapaian saya masih sebatas 73 artikel, 69 pilihan, dan 13 artikel utama. Masih remahan peyek, tapi lumayan untuk jadi taburan di atas nasi pecel.
  • Merasakan simbiosis mutualisme yang kuat, karena Kompasiana aktif memberikan apresiasi, ruang, dan panggung kepada para penulis. Ini sangat berarti bagi saya, yang lama mengapkir FB dan IG, sehingga tersingkir oleh algoritma linimasa.
  • Berbalas kisah dengan Pak Mim dan Mbak Lilik dalam serial [Miss You]. Kendati harus terengah-engah mengimbangi kelihaian mereka bercerita, gelandangan virtual newbie ini akan mencobanya. Doakan aku, ya!
  • Buncah karena masuk nominasi Best in Fiction, Kompasiana Awards sebelum waktunya. Hahaha. Silahkan baca selengkapnya di Masuk Nominasi Kompasiana Awards 2018, Saya Malah Patah Hati. Tenang saja, patah hati hanya sedikit dramatisasi.
  • Profil saya sebagai gelandangan virtual jadi tenar karena Young Lady cantik berkali-kali menyebutnya dalam dua artikel. 5 Alasan Kompasianer Layak Jadi Pasangan Ideal dan Nomine Kompasiana Bukan untuk Orang Cantik dan Tampan. Terima kasih, Rinta! Xixixi~

#5

Selain itu, saya juga hendak memberi salam kepada "mereka". Saya ingin orang-orang tahu, betapa gembiranya saya karena telah menjumpai lima Kompasianer yang paling saya hormati saat ini:

(1) Giri Lumakto, yang sebagian besar artikelnya selalu kuat dan berdampak, dengan dasar keilmuan yang mendalam. Bahkan, meski saya tidak selalu sepakat dengan perspektifnya, kepiawaian Bang Giri berargumen secara apik dapat membantu saya memperluas sudut pandang dan berpikir secara ilmiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun