Gadis kecil itu tergugu. Mundur teratur, menyelamatkan mimpi-mimpi yang menolak hancur.
Ukulele di tangan berkidung tentang perak di langit mendung.
Gadis kecil bernyanyi, hujan-hujan, dan mulai menari-nari.
Bersama senarai mimpi di serambi kota, ia menyambut malam yang akan datang juga.
Tanpa kehilangan, tanpa keinginan.
***
N. Setia Pertiwi
Cimahi, 28 Oktober 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!