Dari mana asal kata "kafir"?
"Kafir" yang saat ini diperbincangkan, berasal dari kata Al-Kufru.
Kata kerjanya disebut kafar dengan bentuk jamak kafaruu. Dan, subjeknya disebut kaafir dengan bentuk jamak kaafiruun.
Nah, istilah "Al-Kufru" ini biasa terucap di jazirah Arab sebelum Rasulullah SAW dilahirkan. Al-Kufru berarti sesuatu yang terhalang atau tertutup hingga tidak bisa dilihat/terlihat. Dan, orang yang melakukan penghalangan atau penutupan itu disebut kaafir.
Kita ambil contoh, Popon menutup makanan dengan tudung saji agar aman dari tikus. Kata kerja "menutup"nya disebut kafar. Popon sebagai orang yang menutup, disebut kaafir.
Kata ini yang kemudian diserap dalam bahasa Inggris menjadi cover.
Sampai di sini, kita bisa lihat bahwa kata kaafir memang netral dan biasa digunakan.
Kemudian ... tiba saatnya Rasulullah SAW menyampaikan ajaran Islam secara terang-terangan kepada penduduk Mekkah.
FYI, orang-orang Arab pada saat itu tidak mengingkari keberadaan Allah (Q.S. 29: 61-63), tetapi mereka menyekutukan Allah dengan menyembah berhala. Mereka menyembah benda-benda untuk diyakini sebagai penghubung antara mereka dan Allah (Q.S. 39:3).
Pemahaman ini yang kemudian diluruskan oleh Rasulullah SAW agar mereka menyembah Allah semata, meyakini keberadaan dan kedekatan-Nya, meski tidak mampu dirasakan secara indrawi.
Dan, atas seizin Allah, di antara orang-orang Arab itu ada yang membuka hatinya untuk menerima wahyu yang turun kepada Rasulullah SAW. Mereka yang percaya dan yakin dengan kebenaran itu disebut aamanuu, yaitu orang-orang beriman.