Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Demi Bangsa yang Damai, Mari Bicarakan "Kafir" Sambil Bersantai

12 Oktober 2018   15:55 Diperbarui: 12 Oktober 2018   16:38 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara organik, manusia memiliki insting untuk menghindari atau melawan sesuatu yang terasa mengancam atau menimbulkan perasaan tidak nyaman. Ada kalanya, kita bahkan takut pada sesuatu yang asing dan belum kita kenali.

Beruntung, manusia dibekali akal sehat untuk mengalami proses berpikir dan mengendalikan diri. Kita punya kemampuan untuk meresapi, memahami, dan berupaya memaknai.

Katakanlah, kita cenderung diam dalam situasi yang aman dan homogen, seperti bersama teman dekat atau keluarga. Namun, di tengah-tengah lingkungan yang heterogen, kita membutuhkan kata-kata untuk menghindari timbulnya prasangka.

Hanya saja, kita tahu bahwa kata-kata juga dapat menjadi bahaya. Sementara dalam agama Islam, kami wajib menyelamatkan orang lain dari lisan dan tangan kami. 

Karena itulah, bukan hanya tentang kampanye, tapi demi bangsa dan bumi yang lebih damai, saya merasa bertanggung jawab untuk meluruskan satu istilah yang kata orang, telah mengusik ketentraman sosial.

Sebut saja, "kafir".

Berkat film dan sinetron, penyebutan "kafir" terasa begitu kasar dan tendensius. Sungguh muram dan membuatnya terasa kejam.

Tapi, benarkah seburuk itu? Bukankah kita sepakat bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, serta Islam merupakan rahmat bagi semesta alam?

Maka, agar kedamaian bangsa dapat tercapai dan tidak ada lagi yang bertikai, mari kita sama-sama memasuki jeda, lalu bersantai.

Izinkanlah, saya menyampaikannya dengan lugas, tanpa candaan yang sering kali menambah runyam karena perbedaan selera humor dan salah paham.

Bismillah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun