Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terima Kasih Telah Merokok dengan Baik dan Benar

15 September 2018   10:39 Diperbarui: 15 September 2018   21:34 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa alasan Bapak berhenti merokok?

Karena ia tidak ingin kambuh hanya karena nafsu merokok yang tidak terkekang, lalu membuat sedih orang-orang. Karena ia juga menghargai perasaan istri dan anak-anaknya yang semua perempuan, serta mudah menyimpan kecemasan. 

Beliau jaga paru-paru yang diberikan Allah dari noda-noda hitam. Bapak saya menerapi dirinya dengan permet karet. Tekadnya telah kuat sekarang.

Rokok tidak haram? Oke.

Seperti saya yang pernah menjadi GERD survivor. Setiap kali makan santan, saya langsung tergeletak tanpa daya. Santan haram? Tidak, kan? 

Tapi akan saya hindari tanpa perlu fatwa MUI.

Silahkan makan makanan basi, asalkan jangan muntah di wajah orang.

Berhenti, berhenti merokok di angkot atau di antara orang-orang yang tidak kamu kenali. Agama saja tidak boleh dipaksakan, apalagi asap rokok yang baunya hanya enak bagi kamu sendiri.

Karena membuat orang lain jadi rugi akibat keyakinan yang kamu perjuangkan di tempat yang tidak tepat, tak membuatmu lebih baik dari pelaku bom bunuh diri.

Menantang mati, tapi tak mau sakit sendiri? Oh, mylov ...

Piye karepe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun