Apa alasan Bapak berhenti merokok?
Karena ia tidak ingin kambuh hanya karena nafsu merokok yang tidak terkekang, lalu membuat sedih orang-orang. Karena ia juga menghargai perasaan istri dan anak-anaknya yang semua perempuan, serta mudah menyimpan kecemasan.Â
Beliau jaga paru-paru yang diberikan Allah dari noda-noda hitam. Bapak saya menerapi dirinya dengan permet karet. Tekadnya telah kuat sekarang.
Rokok tidak haram? Oke.
Seperti saya yang pernah menjadi GERDÂ survivor. Setiap kali makan santan, saya langsung tergeletak tanpa daya. Santan haram? Tidak, kan?Â
Tapi akan saya hindari tanpa perlu fatwa MUI.
Silahkan makan makanan basi, asalkan jangan muntah di wajah orang.
Berhenti, berhenti merokok di angkot atau di antara orang-orang yang tidak kamu kenali. Agama saja tidak boleh dipaksakan, apalagi asap rokok yang baunya hanya enak bagi kamu sendiri.
Karena membuat orang lain jadi rugi akibat keyakinan yang kamu perjuangkan di tempat yang tidak tepat, tak membuatmu lebih baik dari pelaku bom bunuh diri.
Menantang mati, tapi tak mau sakit sendiri? Oh, mylov ...
Piye karepe.