Poin ini berkaitan dengan jebakan dunia. Manusia yang baru dilahirkan, sebut saja bayi, masih sepenuhnya fitrah. Suci. Dia bersih dari pikiran buruk, apalagi pengingkaran terhadap kebenaran. Nah, ini tugas besar untuk para orang tua baru. Yaitu menjaga fitrah kebaikan pada diri anak kita. Fitrah keselamatan dunia akhirat.
Misalnya, kalau saya, memilih menidurkan dan menggendong bayi diiringi murottal atau muraja'ah hafalan Al-qur'an. Jika nasyid pun berupa doa seperti Doa Rabithah-nya Izzis. Ya, setidaknya dengan kumandang kebaikan-kebaikan, kami berharap dia akan selalu mengingat Tuhan dengan perasaan yang nyaman. Setelah ia tumbuh besar, wallahu 'alam. Usahakan saja yang terbaik sebagai langkah kita menjaga amanah.
Jadi, buat yang lagi hamil, banyak-banyak tambah hafalan agar yang didengar bayi lebih variatif, karena ... saya sih meyakini bahwa mom's voice is the best lullaby!
9. Your children are not your children
Anakmu bukan anakmu. Saya setuju sekali dengan sepenggal puisi Kahlil Gibran itu. Meski raganya berada dalam dekapanmu, jiwa dan hatinya tetaplah dalam genggaman Sang Pemilik Nyawa.
Ada kalanya dia tidak memenuhi keinginan kita, terus menangis, sulit tidur, mintalah pertolongan kepada Allah. Soalnya, kita ini kan cuma serpihan debu kosmik di antara pemekaran semesta. Segala kebaikan, kemudahan, dan sebentuk anak sholeh, daya dan upayanya tentu hanya dari Allah.
Tarik nafas dalam dan hembuskan, Allah sebaik-baik pelindung dan penolong setiap makhluk-Nya.
10. This.too, shall pass
Terakhir dan terpenting. Bayi kita akan tumbuh besar dan mandiri. Mungkin dia akan merantau, menjelajahi dunia, menemukan teman baru, tambatan hati, dan membina keluarganya sendiri. Momen-momen dia membutuhkan dan menggantungkan hidupnya pada kita akan berlalu begitu cepat. Kelelahan, kantung mata, semua kerempongan, akan menjadi kenangan terindah karena inilah saat-saat terdekat kita dengannya. Masa' sih mau dirutuki dan berlalu begitu saja?
Percayalah, akan ada masa kita sangat, sangat, sangat merindukan saat dia bermanja-manja. Akan ada masa kita kehilangan senyumnya ketika ia beranjak remaja dan memiliki argumen berbeda. Akan ada masa kita duduk sendiri menantikan kehadirannya, kepulangannya, dan mengharapkan kehangatannya dalam dekapan kita.
Serius, momen paling membakar hati saya adalah ketika menunjukkan gaun pengantin saya ke Bapak. Meski tersenyum, i know it really break his heart.