Identitas Buku
Judul Buku: Makrifat Cinta Rabiah Al-Adawiyah
Pengarang Buku: Mohamad Fathollah
Penerbit Buku: Araska
Kota Terbit: Â Yogyakarta
Tahun Terbit: 2015
Jumlah Halaman: 192
No. ISBN: 978-602-300-180-4
Sinopsis
Rabiah Al-Adawiyah adalah sosok sufi perempuan pertama yang lahir di Bashrah, Iraq. Menjadi sufi dalam perjalanan Rabiah adalah "berlalu dari sekadar Ada menjadi benar-benar Ada". Karena demikian cintanya kepada Allah, Rabiah sampai tidak menyisakan sejengkal pun rasa cintanya untuk manusia. Bahkan Rabiah pernah menolak cinta seorang pangeran yang kaya raya demi cintanya kepada Allah. Dia tidak tergoda dengan kenikmatan duniawi, apalagi harta. Tidak hanya itu, di dalam buku ini dikisahkan bahwa Rabiah telah menolak beberapa ulama terkenal, salah satunya Hasan Al-Bisri. Rabiah mengajukan empat pertanyaan yang membuat Imam Hasan menangis karena merasa tertampar dengan pertanyaan dan pernyataan yang Rabiah lontarkan.
Dalam sebuah syairnya, diungkapkan bahwa ada dua landasan cinta yang dianutnya yaitu cinta karena diri dan cinta karena sebab Engkau (Allah) patut dicintai. Menurut buku ini, Adawiyah sepanjang hidupnya tidak pernah menikah. Beliau merupakan perawan suci yang menghabiskan sisa hidupnya untuk mencintai Sang Maha Cinta. Sedangkan menurut versi lain yang ditulis Nawawi Al-Bantani, dikatakan bahwa Rabiah pernah menikah satu kali.
Rabiah Al-Adawiyah dikenal juga sebagai Rabiah Al-Basri. Terdapat selisih perihal tahun lahir dan wafatnya. Namun, di dalam buku ini disebutkan bahwa Rabiah lahir sekitar tahun 105 Hijriyah dan meninggal tahun 185 Hijriyah. Sejarah hidupnya menjadi rujukan bagi banyak orang, baik muslim maupun non muslim. Tidak banyak yang mengetahui pasti kehidupan masa kecil dan keluarga Rabiah Al-Adawiyah karena semasa kecil beliau bukanlah siapa-siapa. Dalam buku karangan Mohamad Fathollah ini hanya disebutkan bahwa paska wafat keduaorangtuanya, Rabiah hidup mandiri. Ketika usianya masih belia dan berumur belasan tahun, Rabiah diculik dan dijual sebagai hamba sahaya.
Setelah menjadi orang yang merdeka, Rabiah kembali ke tempat dimana ia dilahirkan. Di desanya beliau membina kehidupan baru dan menolak kesenangan serta kelezatan dunia. Kehidupan yang dibina atas dasar zuhud, disamping itu beliau memperbanyak taubat, zikir dan puasa, serta salat malam, sebagai manifestasi dari cintanya kepada Allah SWT.
Dengan cintanya yang luar biasa, Rabiah telah melahirkan karya-karya yang monumental. Rabiah Al-Adawiyah merupakan ibu dari lahirnya Ijtihad Cinta yang tak elementar, yakni cinta yang tidak didasari dari balas budi pada sosok yang dicintai. Bagi Rabiah mencintai adalah mencintai. Mencintai ialah tanpa adanya keinginan untuk mendapatkan balasan apapun dari sosok yang dicintai. Rabiah merupakan orang pertama yang membawa ajaran cinta sebagai sumber keberagaman dalam sejarah tradisi sufi Islam. Cinta Rabiah adalah bagian dari sebuah perjalanan mencapai ketulusan.
 Kelebihan Buku
Menurut saya, buku ini sangat mudah dibaca karena bahasanya yang ringan serta cocok untuk siapapun yang ingin lebih mengenal hakikat cinta.
Kekurangan Buku
Bagi yang ingin mengenal Rabiah secara mendalam dan menyeluruh, buku ini masih kurang komplet/lengkap dalam memberikan informasi tentang kisah cinta dan sosok sufi perempuan pertama ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H