Mohon tunggu...
Nurmitra Sari Purba
Nurmitra Sari Purba Mohon Tunggu... Programmer - Statistician

Menulis untuk mencerdaskan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Gelas Ajaib Pencipta Kebahagiaan

7 Desember 2020   12:14 Diperbarui: 7 Desember 2020   12:27 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gelas syukur

Bahagia, sebuah kata yang makna sejatinya tidak henti dicari semua orang. Semua ingin bahagia. Semua mengejar kebahagiaan. Orang sekolah tinggi-tinggi ke luar pulau bahkan ke luar negeri, mencari pekerjaan dan menghasilkan uang, tujuannya agar kelak dapat menikmati hidup yang bahagia dari hasil jerih payahnya.

Apakah kebahagiaan itu karena memiliki banyak uang?

Tetapi mengapa si miskin terlihat bahagia padahal ia berkekurangan?

Apakah arti sebenarnya dari bahagia?

Mari kita lihat arti bahagia dari Kamus Besar Bahasa Indonesia :

bahagia/ba*ha*gia/ 

1 n keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan): -- dunia akhirat; hidup penuh --;

2 a beruntung; berbahagia: saya betul-betul merasa -- karena dapat berada kembali di tengah-tengah keluarga;

Jadi sederhananya, bahagia adalah suatu keadaan atau perasaan senang dan tentram. Perasaan sendiri tentu berbeda setiap individu. Ada yang bahagia memiliki uang banyak tetapi toh tidak jarang orang kaya yang tidak berbahagia. Karena uang tidak selalu menjanjikan ketentraman. Ada yang bahagia dengan barang-barang branded, namun orang yang sederhana justru lebih sering terlihat lebih bahagia. Setiap orang memiliki versi kebahagiaan masing-masing.

Bagi saya sendiri, a thankful heart is a happy heart. Hati yang penuh dengan rasa syukur adalah hati yang berbahagia. Syukuri dan hargailah setiap hal yang kita dapat dan miliki sambil terus menjalani hidup untuk memenuhi 'misi hidup' kita.

Namun, ketika dilanda kesedihan kita terpuruk lama sebab tidak ada hal yang dapat membahagiakan. Terkadang atau sering, kita lupa cara untuk bersyukur. Benar?

Saya sendiri berusaha bahagia atau mengembalikan kebahagiaan dengan bantuan sebuah 'gelas syukur' yang dibayangkan dalam pikiran, dan ditegaskan lagi ke dalam hati. Dalam pikiran dan perasaan saya, isi 'gelas syukur' ini jangan sampai kosong.

Ilustrasi gelas syukur
Ilustrasi gelas syukur

Apa isinya?

Tentang hal apa saja yang patut kita syukuri. Dapat diisi sesuai dengan apapun yang membuat hati ini senang dan tentram.

Misalnya :

  • Orang tua yang masih sehat
  • Perut sudah kenyang walaupun dengan makanan murah dan sehat, selama itu bersih. Bayangkan betapa masih banyak orang yang tidak tahu harus makan apa dan bagaimana cara mendapatkannya.
  • Kita bisa melihat, mendengar, bernafas.
  • Anggota tubuh yang lengkap tanpa cacat.
  • Ada tempat tinggal yang bisa melindungi kita dari panas dan hujan.
  • Ada Tuhan tempat kita bergantung, berharap dan berdoa.
  • Punya pekerjaan tetap walaupun bergaji kecil
  • Dan lain sebagainya.

Aturan mainnya, jangan pernah membiarkan 'gelas syukur' itu kosong. Isi selalu walaupun dengan hal-hal kecil dan sederhana. Lakukan setiap hari ketika bangun dari tidur. Lakukan ketika perasaan sedang kacau atau sedih niscaya kesedihan agar berkurang bahkan hilang.

Jika terus dilatih dan dikondisikan, pada akhirnya kita akan menyadari ternyata ada banyak karunia Tuhan yang kita miliki selama ini. Hal yang dirasa kecil, namun karena kita miliki setiap hari berakibat lupa untuk kita syukuri, misal nikmat waktu atau umur.

Tetapi, pahami dahulu satu prinsip hidup ini, bahwa bahagia bukan hal yang kekal selamanya dan kesulitan serta kesedihan juga bukan sesuatu yang abadi. Selama hayat dikandung badan, susah-senang, sedih-bahagia akan selalu datang silih berganti.

Terakhir:

Cara mensyukuri nikmat penglihatan
Cara mensyukuri nikmat penglihatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun