Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

Media dalam Genggaman

28 Januari 2019   11:05 Diperbarui: 28 Januari 2019   11:11 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serial televisi berjudul Black Mirror yang ditayangkan oleh Netflix memiliki banyak respon positif dari berbagai kalangan. Mendapatkan rating 96% dari website kritik ternama, yaitu rottentomatoes, Black Mirror berhasil menyadarkan banyak orang tentang betapa gelapnya teknologi zaman sekarang. 

Seperti yang kita tahu, Serial tersebut merupakan serial yang unik, dimana semua episode memiliki latar waktu, tempat, dan karakter utama yang berbeda-beda.  Di setiap episode Black Mirror, terdapat makna sendiri yang sebenarnya memiliki benang merah yang terhubung setiap episode-nya. Dengan perpaduan drama, science-fiction, dan thriller, serial televisi Black Mirror berhasil memikat hati orang-orang yang menonton serial tv tersebut.

Salah satu episode Black Mirror menceritakan tentang penculikan putri kerajaan, Susannah, yang berusaha ditutupi dari publik. Hal ini dikarenakan syarat pembebasan Susannah yang mengharuskan, Michael Callow, Perdana Menteri di negara tersebut, untuk melakukan hal yang tidak lazim bersama seekor babi. 

Namun, upaya negara untuk menutupi kasus ini dari publik ini dapat dikatakan gagal total. Hal ini dikarenakan video persyaratan tersebut sudah menyebar luas di semua kalangan masyarakat. Sebetulnya, negara sendiri sudah berupaya dan berhasil menghapus video tersebut. Namun, warga sudah terlanjur mengunggah video tersebut, sehingga video tersebut tidak benar-benar menghilang, bahkan menyebar semakin menjadi-jadi.

Hal ini dapat dikatakan sebagai media baru. Media baru, atau "new media" menurut Terry Flew merupakan sebuah terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi komunikasi digital yang terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan. 

Dari pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa segala perangkat yang berkaitan dengan teknologi internet, yakni alat komunikasi jarak jauh (telepon genggam) dan media online termasuk dari media baru. 

Media baru ini sendiri, secara tidak langsung menggabungkan jenis ragam media yang dulunya terpisah-pisah, yang diantaranya adalah media interpersonal (telepon rumah), media kelompok (video conference), dan media massa (tv, radio, dan film). Dewasa ini, sulit untuk memisahkan wajah-wajah teknologi tersebut. 

Salah satu wujud penggabungan teknologi tersebut dapat dilihat dari smartphone (telepon pintar), yang memiliki banyak aplikasi didalamnya. Di dalam telepon pintar yang kita biasa genggam, terdapat aplikasi-aplikasi, yang salah satunya merupakan media sosial, yang mampu berfungsi sebagai media interpersonal, media kelompok, maupun media massa dengan waktu yang bersamaan. 

Media sosial sekarang sudah menjadi sumber utama untuk mendapatkan informasi terkini sekaligus menjadi wadah untuk berkomunikasi dengan orang lain. Peran media sosial ini sudah menjadi penting bagi masyarakat zaman sekarang.

Saat seseorang mendapatkan sebuah informasi mengenai suatu fenomena, mereka akan menganggap bahwa informasi tersebut bersifat fakta. Entah mengenai keadaan sosial, selebriti, hingga fakta-fakta mengejutkan mengenai sebuah fenomena yang ada. Hal yang harus diketahui adalah bagaimana bukan hanya mengakses, tapi kita juga diberi fasilitas untuk memberikan sebuah informasi pula. Hal ini yang berujung kepada hoax. Hoax atau berita palsu menurut Curtis D. MacDougall merupakan informasi yang tidak benar tetapi dibuat seolah-olah benar. 

Dengan media yang sekarang dapat diakses kapan saja dan dimana saja, berita hoax tersebut dapat tersebar dengan mudah dan cepat, sehingga orang-orang yang mengakses akan dengan mudah membaca berita tersebut. Hal ini menimbulkan kesalah pahaman dan memicu konflik, dikarenakan informasi yang mereka dapatkan sangat berbeda dengan realita yang sebenarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun