Mohon tunggu...
Nur Rohmatus
Nur Rohmatus Mohon Tunggu... Sekretaris - Mahasiswi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswi Universitas di Malang Pendidikan Islam Anak Usia Dini '17

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Orangtua yang Lebih Baik Tanpa Overparenting

2 Oktober 2019   18:06 Diperbarui: 2 Oktober 2019   18:10 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : pxhere.com

"Di sisi lain, orangtua merasa bersalah karena mendisiplinkan anak mereka dan mereka menolak untuk menegakkan konsekuensi," lanjut Amy Morin dosen Psikologi di Universitas Northeastern di Boston, Amerika Serikat.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari overparenting, berikut di antaranya:

Kurangi campur tangan orangtua. Semakin banyak campur tangan dari orangtua, maka semakin membuat proses belajar anak terputus.

Jika orangtua ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, maka biarkan anak bebas bereksplorasi. Berikan anak kepercayaan untuk melakukan hal sesuai keinginannya dan belajar dari kesalahan yang ia lakukan.

Bersikap lebih sabar. Seringkali, orangtua merasa gemas melihat anak melakukan kesalahan berulang ulang, seperti mengerjakan PR atau tugas sekolah yang menurut orangtua adalah soal yang mudah namun sang anak mengerjakannya dalam waktu yang lama.

Tetapi, orangtua tetap harus menahan dan melatih kesabaran diri sendiri, dan biarkan anak menyelesaikan masalahnya sendiri dengan kemampuan yang ia miliki yang sesuai dengan dirinya sendiri.

Biarkan mereka berjalan jalan sendiri tanpa ditemani. Saat orangtua mengajak anak untuk bermain di taman, biarkan anak bereksplorasi sesuai keinginannya tapi tentunya tetap diawasi dari jauh.

Orangtua tak perlu berada di sampingnya setiap saat. Apabila orangtua mengawasi dan selalu membuntuti anak dari dekat, maka anak tidak akan bebas bereksplorasi dengan lingkungannya.

Sesekali ubahlah rutinitas. Cobalah mengubah satu dua aktivitas harian agar sang anak tidak merasa bosan dan tetap bersemangat menjalani hari-harinya. Dengan mengubah beberapa aktivitas harian maka anak akan lebih banyak mendapatkan pengetahuan dan juga pengalaman.

Menjadi mandiri bukan berarti anak tidak memerlukan orangtuanya lagi, namun mereka akan lebih mudah menemukan apa yang ia inginkan dalam hidup untuk merasa bahagia, ketika ia bisa memilih dan memutuskan hal sesuai apa yang ia inginkan.

Membiarkan anak tumbuh dengan keinginan dan kesadaran sendiri, tentu akan membuatnya jauh lebih mudah mencapai kebahagiaan.

Jadi, biarkan anak anak melakukan kesalahan, biarkan anak anak belajar, dan biarkan anak anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun