Mohon tunggu...
nrffhain
nrffhain Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Nur Afifah seorang mahasiswa yang memiliki hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Sejarah Filsafat Islam

8 November 2024   21:16 Diperbarui: 8 November 2024   21:18 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Pengertian Filsafat

Filsafat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hakikat sesuatu, yang dimulai dari dua hal yakni pengetahuan dan kepastian. Filsafat mendorong siapa saja yang ingin mempelajarinya untuk mengetahui apa yang telah diketahui apa yang belum diketahui. Filsafat sangat berperan penting dalam dunia pendidikan, yakni memberikan sebuah kerangka acuan guna mewujudkan cita-cita pendidikan yang diharapkan oleh suatu masyarakat atau bangsa. 

B.  Tahapan Sejarah Singkat Filsafat Islam

Sejarah filsafat Islam dimulai dari pengaruh kebudayaan Hellenis, yaitu perpaduan kebudayaan Timur (Persia) dan Barat (Yunani). Perkembangan filsafat Islam dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:


Tahap pemula: Pada abad ke-1 Hijriah atau 7 Masehi, filsafat Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Tahap keaktifan terjemahan: Pada abad ke-8 Masehi, terjemahan filsafat semakin aktif.
Tahap produktif: Pada abad ke-9 Masehi, filsafat Islam melahirkan banyak pakar dan filosof.

C. Model Penelitian

Terdapat model penelitian mengenai filsafat Islam  diantaranya :

 1. Model  M. Amin Abdullah
Penelitiannya mengambil kepustakaan yang bercorak deskriptif, sedangkan pendekatan yang dilakukan mengambil pendekatan studi tokoh, yakni (Al-Ghazali dan Immanuel Kant)
2. Model Otto Harrassowitz
Menggunakan penelitian kualitatif, dengan metode deskriptif dan analitis, sedangkan pendekatannya historis dan tokoh.
3. Model Ahmad Fuad Al-Ahwani
Corak penelitiannya adalah deskriptif kualitatif, sedangkan pendekatannya bersifat campuran yang meliputi, (historis, kawasan, dan tokoh)

D. Tokoh Filosof Muslim beserta Pemikirannya

Beberapa tokoh muslim dengan pemikkirannya mengenai filsafat Islam seperti :

-Al-Kindi, menyatakan "Yang paling luhur dan mulia diantara segala seni manusia adalah filsafat yang bertujuan menyingkap hakikat kebenaran, dan bertindak sebagai kebenaran itu sendiri"

-Ibnu Rusyd, dalam kitabnya Fash al Maqal ini, Ibnu Rusyd berpandangan bahwa mempelajari filsafat bisa dihukumi wajib. Dengan dasar argumentasi bahwa filsafat tak ubahnya mempelajari hal-hal yang wujud yang lantas orang berusaha menarik pelajaran/hikmah ibrah darinya, sebagai sarana pembuktian akan adanya Tuhan Sang Maha Pencipta. Semakin sempurna pengetahuan seseorang tentang maujud atau tentang ciptaan Tuhan maka semakin sempurnalah ia bisa mendekati pengetahuan tentang adanya Tuhan.

-Ibnu Sina, ada tiga teori menurut pemikiran beliau. Pertama Metafisika, Ibnu Sina mengembangkan konsep wujud (ada) dengan memisahkan antara esensi (apa sesuatu itu) dan eksistensi (bahwa sesuatu itu ada). Ia berpendapat bahwa Tuhan adalah "Wajib al-Wujud" (Yang Wajib Ada), penyebab utama yang menggerakkan segalanya di alam semesta. 

Kedua  Epistemologi (Teori Pengetahuan) Ibnu Sina percaya bahwa pengetahuan diperoleh melalui induksi (pengalaman) dan deduksi (rasio). Menurutnya, untuk memperoleh pengetahuan sejati, manusia harus menggunakan akal untuk memahami prinsip-prinsip metafisik yang lebih dalam.


Ketiga Etika, dalam etika Ibnu Sina mengajarkan bahwa kebahagiaan manusia dicapai melalui pencapaian kebijaksanaan dan pengembangan potensi intelektual serta moral. Ia mengintegrasikan prinsip-prinsip moralitas dengan pemikiran rasional, yang bertujuan untuk hidup sesuai dengan kebajikan dan pengetahuan.

 -Al-Ghazali, Al-Ghazali (1058–1111 M) adalah filsuf dan teolog besar yang dikenal karena kritiknya terhadap filsafat rasional. Dalam Tahafut al-Falasifah, ia menyerang pemikiran filsuf seperti Ibnu Sina, yang dianggapnya terlalu mengandalkan akal dalam memahami Tuhan dan alam semesta. Al-Ghazali berpendapat bahwa akal manusia terbatas dan bahwa pengetahuan sejati datang melalui wahyu dan pengalaman mistik. 

Ia juga mengembangkan pemikiran sufisme, menekankan pentingnya pembersihan jiwa dan kedekatan dengan Tuhan untuk mencapai kebijaksanaan sejati. Dalam teologi, ia mengadopsi pandangan ash'ariyah, yang menekankan bahwa keyakinan agama harus diterima melalui wahyu, bukan hanya rasio.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun