-Ibnu Rusyd, dalam kitabnya Fash al Maqal ini, Ibnu Rusyd berpandangan bahwa mempelajari filsafat bisa dihukumi wajib. Dengan dasar argumentasi bahwa filsafat tak ubahnya mempelajari hal-hal yang wujud yang lantas orang berusaha menarik pelajaran/hikmah ibrah darinya, sebagai sarana pembuktian akan adanya Tuhan Sang Maha Pencipta. Semakin sempurna pengetahuan seseorang tentang maujud atau tentang ciptaan Tuhan maka semakin sempurnalah ia bisa mendekati pengetahuan tentang adanya Tuhan.
-Ibnu Sina, ada tiga teori menurut pemikiran beliau. Pertama Metafisika, Ibnu Sina mengembangkan konsep wujud (ada) dengan memisahkan antara esensi (apa sesuatu itu) dan eksistensi (bahwa sesuatu itu ada). Ia berpendapat bahwa Tuhan adalah "Wajib al-Wujud" (Yang Wajib Ada), penyebab utama yang menggerakkan segalanya di alam semesta.Â
Kedua  Epistemologi (Teori Pengetahuan) Ibnu Sina percaya bahwa pengetahuan diperoleh melalui induksi (pengalaman) dan deduksi (rasio). Menurutnya, untuk memperoleh pengetahuan sejati, manusia harus menggunakan akal untuk memahami prinsip-prinsip metafisik yang lebih dalam.
Ketiga Etika, dalam etika Ibnu Sina mengajarkan bahwa kebahagiaan manusia dicapai melalui pencapaian kebijaksanaan dan pengembangan potensi intelektual serta moral. Ia mengintegrasikan prinsip-prinsip moralitas dengan pemikiran rasional, yang bertujuan untuk hidup sesuai dengan kebajikan dan pengetahuan.
 -Al-Ghazali, Al-Ghazali (1058–1111 M) adalah filsuf dan teolog besar yang dikenal karena kritiknya terhadap filsafat rasional. Dalam Tahafut al-Falasifah, ia menyerang pemikiran filsuf seperti Ibnu Sina, yang dianggapnya terlalu mengandalkan akal dalam memahami Tuhan dan alam semesta. Al-Ghazali berpendapat bahwa akal manusia terbatas dan bahwa pengetahuan sejati datang melalui wahyu dan pengalaman mistik.Â
Ia juga mengembangkan pemikiran sufisme, menekankan pentingnya pembersihan jiwa dan kedekatan dengan Tuhan untuk mencapai kebijaksanaan sejati. Dalam teologi, ia mengadopsi pandangan ash'ariyah, yang menekankan bahwa keyakinan agama harus diterima melalui wahyu, bukan hanya rasio.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H