Seorang teman membawakan sebungkus teh pada hari itu. Tidak ada merk apa-apa di bungkusnya, kertas coklat yang dikenal dengan sebutan kertas kopi, hanya ada cap samar-samar bertuliskan tidak untuk diperjualbelikan.
"Ini teh kajoe aro Grade I dari PTPN VI, " kata Fendry, teman jurnalisku. Ia baru saja kembali dari kampung halamannya Kerinci, sebuah kabupaten yang terletak di bagian Barat Provinsi Jambi. Teh ini titipan dari teman jurnalis yang lain, setelah meliput ke perkebunan teh PTPN VI di sana.
Teh Kajoe Aro Grade I. Sebelum keburu habis, buru-buru diabadikan, entah kapan bisa ketemu teh ini lagi. (foto: Kelik Prirahayanto)
Saat itu saya tidak terlalu memperhatikan bagaimana isinya. Malah saya sempat bilang, Â aku minta ya dua saset saja, pengen nyobain. Eh tak tahunya bentuknya bukan saset, aseli teh tok dalam bungkusan kertas kopi itu.
Karena cuma sebungkus, beratnya sekitar 300 gram an, teh kajoe aro grade I itu disimpan di kantor untuk dinikmati bersama-sama, bagi yang pengin.
Suatu hari, ramai-ramai kami meminta OB untuk membuatnya. Jadilah sekitar enam gelas teh mengepul nan hangat. Â Syukurlah saya kebagian. Wuah masih panas..lalu saya hirup uapnya yang mengepul-ngepul.
"Dari baunya saja ini sudah grade I," spontan saya berkata.
"Kayak yang pernah mencicipi teh grade II saja," Â kata atasan saya. haha saya cuma tertawa.
Berkali-kali menghirup aromanya. mengingatkan saya pada melati, tapi tidak semenyengat bau melati. ini bau harum yang lain..lebih halus wanginya..
Ketika saat mencicipi tiba, saya benar-benar terpana. aslinya saya memang penikmat teh kajoe aro, namun yang dijual di pasaran. produk tersebut entah turunan ke berapa dari grade I. jadi saya cukup hapal aroma dan rasa teh merk ini. Saat mencecapnya, bagaikan sebuah daun teh segar yang menyentuh lidah, dan memberikan semua yang terbaik dalam dirinya.
Ada sedikit rasa pahit, yang memang ciri khas teh. namun rasa pahit itu tertinggal sebentar, meninggalkan kesan kesegaran teh yang begitu lama. saya berkata, "ini lah teh terbaik yang pernah saya cicipi"