Sebelas peserta terdiri dari 1 mas dan 10 mbak beriringin mengarah ke Klenteng Juru Mudi. Olala simbok kebun tergoda dengan tampilan meliuk eksotik batang rantai. Kunjungan awal tahun melihat pangkalnya di dekat Klenteng kyai Jangkar. Merambat berpuluh meter hingga Klenteng Juru Mudi.
Menurut cerita tutur batangnya dengan tampilan mirip rantai temali semacam dadung pengikat kapal Cheng Ho. Penasaran belum menemukan nama ilmiah. Berbekal aplikasi glens semacam liana tanaman merambat ditemui di salah satu hutan kampus di India.
Mencermati klenteng Juru Mudi dari areal tengah terlihat hal unik. Seolah dipayungi oleh pohon raksasa menjulang hijau. Semakin terperangah saat melihat pangkal pohon besar berada di samping makam Juru Mudi (tanda panah hijau pada foto). Dibiarkan tumbuh ke atas menembus tingkap klenteng.
Klenteng pemujaan utama, klenteng Sam Poo Kong mudah ditandai dengan bangunan arsitektur paling megah. Merah meruah lampion dan jajaran lilin. Terdapat sumber air di bawah klenteng yang tak pernah mengering meski musim berganti.
Mata simbok kebun menerawang ke sisi Timur. Terlihat jajaran pohon jati dan pohon Trembesi (Samanea saman). Sering disebut sebagai Ki Hujan. Pohon besar dengan tajuk menyerupai payung mahkota raksasa.
Uniknya, pohon raksasa ini berdaun menyirip ukuran mini. Bunganya juga cantik berwarna pink berada di ujung. Bulan Agustus ini lagi sarat meruahnya bunga. Gagah pohonnya bunganya mungil pink romantik. Aha generasi kami tak akan melupakan godril, goreng sangan biji trembesi.
Nah di antara Klenteng Kyai Jangkar dan Kyai Tumpeng terdapat flora unik. Di sinilah pangkal tumbuhan rantai yang batangnya melilit menjalar jauh. Dibuatkan penyangga dari besi penopang kumpulan rantai temali alami ini.