Selaku simbok penyuka cagar, perunutan berlanjut. Melacak jejak pencatatan warisan budaya takbenda. Tercatat pada tahun 2019 dengan Nomor. Registrasi 2019009431. Pengusul Provinsi DIY dengan Domain Kemahiran dan Kerajinan Tradisional. Namun belum mendapat penetapan.
Lanjut yook di stan lain. Ini dia kue clorot khas Purworejo. Bentuknya yang unik mirip terompet berkulit lilitan janur daun kelapa muda. Makanan yang sama dinamai berbeda, di Tuban disebut dengan dumbek berbalut daun lontar.
Bahan dasarnya adalah tepung beras, gula merah dan santan. Rasa kenyal mirip dodol. Aha cara makannya unik. Awalnya makan dengan cara membuka balutan yang melilit. Ternyata keliru, caranya dengan didorong dari pegangan bawah, kue serasa clorot ke atas dan dinikmati kelezatannya.
Aneka pemaknaan kue clorot. Bungkus janur dimaknai dari kata nur atau cahaya Illahi. Cara makan didorong ke atas pun dapat disesap pembelajaran setiap permasalahan hidup dapat diatasi dengan kuasa nur Illahi.
Clorot tidak anti perubahan. Berdamai dengan teknologi semisal vakum pada saat pengepakan. Menjadikan kue clorot lebih tahan lama. Tidak lagi penganan lokal namun siap memasuki ranah global.
Berbasis potensi lokal
Masih bertahan mengikuti cerita simbok? Dolan ke pasar kangen hati dibawa gembira saja. Tidak perlu mengerutkan dahi saat menjumpai penamaan stan dengan gaya cukup nakal menggoda.
Nah ini dia, menemui stan dengan urap dan pecel anggur laut (Caulerpa sp). Latoh nama daerahnya. Penganan berbasis potensi lokal laut. Sepincuk urap latoh dipadu kembang turi mari disantap. Ceplus menikmati sensasi khasnya saat kita santap.