[Musim silih berganti. Ada saat menanam. Menggemburkan tanah juga memupuk. Saat hati terasa dingin senyap karena hama menyerang. Merasa semplah karena hasil karya terbatas berkejaran dengan kebutuhan.]
Mari singgah di: Pesona rumput, kaelokaning suket
Mangsa silih gumanti. Rendheng ginantosan ketiga. Segara kang anteng kasanding ing ombak kang nggegirisi. Lampah ing margi lempeng kaseling rumpil ndeder perenging ardi.
[Musim silih berganti. Musim penghujan berganti kemarau. Laut yang tenang berdampingan dengan ombak yang mengerikan. Jalan yang lurus diselingi oleh ruas yang sulit menanjak lereng perbukitan]
Mangsa silih gumanti. Kasarasan kadya kurva U. Wekdal lare alit gampil dumawah sakit. Mekaten ugi wekdal ndhungkap sepuh. Wonten kemawon kawontenan kang adamel ringkinging raga.
[Musim silih berganti. Kesehatan bagaikan kurva U. Masa kanak-kanak mudah jatuh sakit. Begitu juga saat jelang menua. Ada saja keadaan yang memicu keringkihan kelemahan raga.]
Mangsa kang silih-gumanti, samukawis mung endah. Nelakaken raos pasrah jroning pangajeng-ajeng. Ugi raos sokur kang mijil saking meneping manah.
[Musim silih berganti, segalanya indah. Ungkapan rasa pasrah dalam pengharapan. Juga rasa syukur yang tumbuh berasal dari hati yang menep. Menep menepikan diri dari gejolak.]
Mari bersama merasakan....Kidung musim silih berganti, segalanya indah.
Catatan:
Ikut nguri-uri menghidupi dan dihidupi oleh bahasa daerah Jawa bagian budaya bangsa. Yook disambung dengan bahasa daerah lain. Indonesia kaya ragam bahasa daerah.