Mengasah rasa andhap asor, kerendahan hati. Karakter dasar modal penting dalam kancah pergaulan luas. Menempatkan diri secara pas. Hiks selalu disentil halus saat mengucah lezatnya lemper.
Lemper sebagai sajian identitas bangsa dan bergengsi
Begitu sering kita kesulitan memilih suguhan pada suatu acara jamuan. Baik di tingkat lokal ataupun skala yang lebih luas. Begitu sering kita bergumul dengan sajian apa ya yang pantas?
Lemper sangat layak koq kita sajikan pada aneka kesempatan. Bahkan pada skala internasional. Bisa kita modifikasi tampilan semisal ukuran yang lebih mungil agar tidak terlalu berat.
Lemper kukus, lemper iris maupun lemper garang eh bakar selalu memikat. Aroma daun pisang yang terkena uap panas pun jilatan api menambah selera.
Hendak tampil beda? Para sahabat Kompasiana kenal kan dengan penganan Semar Mendem. Modifikasi lemper dibalut dadar telor tipis berwarna keemasan. Makin mewah dengan siraman areh atau santan kental.
Nah sebutannya saja Semar Mendem. Semar sang titisan dewa sangat suka menyantapnya. Hingga mendem alias setengah mabuk. Penggambaran lezatnya variasi lemper ini.
Pada suatu acara di salah satu kantor di DIY. Mendapat suguhan dengan tampilan cantik. Ooh ini yang disebut jadah manten. Tampilan eksotik menggoda, menggelitik mencari informasi lebih.
Bentuk dasarnya adalah semar mendem (lemper yang dibungkus dengan dadar). Ditopping dengan areh/santan kanil/kepala santan. Nah pembedanya adalah gapit/capit dari siratan bambu.
Mendahului saudaranya, lemper, jadah manten mendapat penetapan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia pada tahun 2010. Pengusul Provinsi DI Yogyakarta. Memiliki Nomor Registrasi 2010000192 . Domain Kemahiran dan Kerajinan Tradisional.