Secara filosofis Jembatan Pasar Gede Hardjo Nagoro mengemban amanat agung apik. Memisahkan sekaligus menghubungkan antara kawasan pemerintahan kerajaan (Keraton) dan Belanda (Balaikota) dengan kawasan ekonomi (Pasar Gede Hardjo Nagoro).
Pemilah sekaligus menjembatani antara kehidupan kerohanian diwakili Masjid Agung Keraton dan GPIB Penabur dengan aktivitas wadag diwakili Pasar Gede Hardjo Nagoro. Jembatan pranata sosial warga keraton, masyarakat umum antar etnis Jawa, Tionghoa, Belanda maupun Arab. Kemudian meluas antar suku.
Bantaran di tata rapi di sepanjang kali Pepe dekat Cagar Budaya Jembatan Pasar Gede Hardjo Nagoro dan dermaga. Berjajar kursi untuk penikmatnya. Pastinya dibutuhkan komitmen luar biasa menjaga kebersihan kali Pepe Pasar Gede dan lingkungannya.
Muatan kisah suka duka yang melingkupi Jembatan Pasar Gede Hardjo Nagoro kiranya menjadi kaca benggala. Cermin introspeksi dan energi inspirasi menjaga keutuhan dalam kepelbagaian. Kemajemukan dalam kehidupan keseharian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H