Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

[Embun Kebun] Inspirasi Pokok Murbei

7 Januari 2023   08:08 Diperbarui: 7 Januari 2023   13:42 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukankah embun hadir setiap pagi tiada henti? Lah ini embun mengalami anomali, mengikuti siklus teramat panjang sehingga hadir setahun kemudian. Kali ini terinspirasi dari tampilan pokok murbei di pot yang ditanam di teras mungil.

Sahabat pembaca Kompasiana mengenal tanaman murbei? Yuup ada aneka nama lokal, kami menyebutnya dengan besaran. Secara alami dapat ditanam soliter atau sebagai pagar berbaris pada pekarangan yang cukup luas.

Coretan mini ini tidak akan mengulik klasifikasi ngilmiah, pun cara bercocok tanamnya. Banyak sekali sumber bacaan tersebar di perpustakaan maya yang hanya sejauh tekan jari. Begitu pula khasiat fitofarmaka murbei yang kini marak dibabar.

Suka melihat perubahan wujud khususnya buah murbei yang sejatinya adalah buah majemuk bertandan mini. Warna hijau saat muda, beralih ke semburat kemerahan menjadi merah cemerlang. Mata mulai awas, tak lama lagi akan berubah menjadi ungu kehitaman nan ranum, siap untuk dipetik.

Warna keunguan penanda keberadaan pigmen antosianin. Rasa masam manis segar asam ramah di mulut. Paduan antosianin dan vitamin C yang diyakini sebagai pemasok antioksidan penangkal radikal bebas dalam tubuh.

Ujung tanaman murbei cepat sekali menjulang ke atas. Bila terlena lupa memangkasnya bakalan meninggi dan pokok berbuah minimum. Sangat diperlukan pangkasan pucuk untuk menstimulir pertumbuhan bakal buah yang muncul di ketiak daun.

Murbei juga dikenal sebagai pohon pakan ulat sutera. Ulat diberi pakan pangkasan daun muda hingga membentuk kepompong yang diolah menjadi sutra bernilai ekonomi mahal. Simbiosis mutualisme, pemangkasan menstimulasi pembuahan dan menyediakan pakan ulat.

Amatan sederhana dari pot murbei di pojok teras menyuguhkan ragam inspirasi.

Pertama, perlunya pemangkasan. Memangkas berarti rela membuang bagian yang tidak urgen untuk keperluan utama. Membutuhkan kerelaan karena sering merasa eman-eman sayang koq dipangkas.

Bukankah begitu pula dalam keseharian betapa sering kita perlu memangkas hal-hal yang sedang kita lakukan. Kerelaan memangkas nonton seri drama kesukaan saatnya mendampingi buah hati belajar. Memangkas kesukaan mager untuk menggerakkan otot tubuh agar bugar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun