Pak Prasaja bernafas panjang menata emosi. Menyambut Lik Kardi yang menuju warungnya. Teringat daftar panjang catatan kas bon sang tetangga. Menyusun kiat menampik halus bila dipintai hutang tambahan.
Saling sapa ringan. Lik Kardi membabar warta bila tiga pekan ia boro. Berpeluh menukang batu spesialisasi pekerja bangunan di kota. Transaksi penyobekan catatan hutang dengan pelunasan. Menambah beras dan kopi dibayar kontan.
Lik Kardi berpamitan dengan senyum lega. Kas bon dibangun atas kepercayaan. Pak Prasaja bersyukur bertambah bekal untuk kulakan besok besok hari.
*****
Warung kelontong merupakan bagian dari keseharian. Berada di antara pemukiman. Menyediakan barang kebutuhan rumah tangga kebutuhan warga. Ragamnya bervariasi menurut hasil 'riset jenis, frekuensi, dan kuantitas' pelanggan.
Susunan dagangan sangat khas. Super lengkap, jumlah per item tidak terlalu banyak, struktur penataan mengikuti selera empunya warung. Uniknya beliau sangat mudah menemukan dan mengambil barang yang disebutkan pembeli.
Merangkum tiga narasi alit di atas. Sungguh terasa, warung kelontong sebagai katup penyelamat gawat darurat. Tidak hanya berwajah dimensi ekonomi, ada dimensi sosial dan kekerabatan yang terungkap.
Sang empunya warung tidak hanya bermodalkan naluri pebisnis sukses. Perhitungan lokasi, pemilihan pemasok dagangan pun rumus pembentukan harga eceran. Sediaan modal sekian kali dari rerata transaksi aktif bulanan.
Memiliki modal sosial tuk menjaga keberlanjutan bisnisnya. Mengenali karakter pelanggan. Menerapkan strategi kucuran pinjaman kas bon. Si A kas bon bernilai besar cepat balik lunas, si B perlu strategi penagihan khusus agar efektif.
Tidak mudah mengelola warung. Sangat perlu mental petarung pebisnis. Perilaku hitungan modal dan untung jangka sesaat akan terlibas pada model warungan ini.
Ketangguhan yang teruji di tengah maraknya mini market yang menjamur hampir setiap sekian ratus meter. Juga meruahnya market place penuntas minat belanja daring. Warung kelontong masih tetap bertahan.