Sahabat pembaca Kompasiana, hari ini 3 Desember 2022 adalah puncak gelar acara Kompasianival Kelana Masa Depan di Bentara Budaya. Punggawa Kompasiana, komunitas dalam Kompasiana hingga rekan kompasianer berpadu dalam keriuhan ini.
Bagi sahabat kompasianer yang tidak dapat bergabung secara langsung luring, tetap dapat ikut berkelana bersama. Bukankah pada dasarnya setiap kompasianer adalah pengelana aksara? Tertata dalam sajian statistik profil akun setiap sahabat.
Kelana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bermakna mengadakan perjalanan ke mana-mana tanpa tujuan tertentu; kembara. Kelana sinonim kembara gambaran perjalanan tanpa tujuan tertentu.
Tentunya bukan berarti tanpa tujuan. Pemaknaan bukan dibatasi oleh tujuan. Tujuan dapat dikontekstualisasikan menurut keadaan. Luar biasa, kelana dimerdekakan dari tujuan yang tertentu dengan skala sempit. Kelana menghasilkan tujuan antara sebelum tujuan yang sesungguhnya.
Kelana aksara
Mari simak contoh tampilan profil akun kita. Ini mencomot akun yang tersedia. Setidaknya tersirat kelana aksara, kelana pirsa dan kelana sapa.
Data angka di pojok kiri atas adalah jumlah artikel yang dipublikasikan pemilik akun. Kompasianer pemilik akun sedang berkelana. Melakukan kelana aksara.
Variasi luar biasa saat menyimak profil jumlah artikel yang dianggit. Dari pemula sungguh baru 1 digit hingga lebih dari 6640 artikel, semisal Pak Tjiptadinata. Opa Tjip begitu beliau disapa. Setiap karya artikel adalah rangkaian aksara.
Terjadi kelana aksara, artikel mengalami perjalanan menemui dan menyapa pembaca. Menghadirkan sapaan menggembirakan, menghibur, menambah wawasan, menginspirasi. Kelana aksara dengan aneka tujuan.
Menurut Dee Lestari, kebahagiaan penulis adalah bila kelana aksara berdampak positif pada pembacanya. Saya yakin kompasianer juga merasakan kebahagiaan melalui berbagi karya, kelana aksara yang memerdekakan diri.
Data angka di pojok kanan adalah kuantifikasi kelana pirsa. Dibaca, begitu keterangan yang tertera, ada pula sebutan view. Kembali meminjam data Pak Tjiptadinata, betapa lebih dari 6 322 000, hampir 6,5 juta views.
Nah, saya lebih mudah memahami sebagai view atau dilihat (dipirsani), karena sulit menentukan kriteria sungguh dibaca. Kelana pirsa menunjukkan berapa pemirsa yang singgah entah sepersekian detik atau mengagihkan waktu cukup menikmati racikan aksara kita.
Secara pribadi, saya sering mengira-ira, dari sekian pemirsa semisal lima (5) persen membaca mendedikasikan waktu beliau di racikan kelana aksara kita. Menggerakkan hati mengucap terima kasih atas perhatian pembaca.
Menjadi penggerak kelana aksara menaja artikel yang memerdekakan kelana pirsa. Artikel menemui pembacanya dengan caranya sendiri.
Kriteria ini juga digunakan oleh pengelola Kompasiana dalam penetapan K rewards dll. Keterbacaan eh keterlihatan dengan segala aspek penyertanya. Semisal ikutan iklan secara agregat. Pun penetapan artikel terpopuler yang diupdate setiap saat dalam rentang 12 jam pertama sejak tayang.
Lanjut pada dua data di tengah adalah jumlah komen di kiri dan jumlah nilai vote di kanan. Bukankah ini pernyataan kelana sapa? Menulis di Kompasiana berbeda dengan media lain. Terjadi tegur sapa antar penulis dan pembaca.
Kelana sapa yang menciptakan keakraban. Interaksi lanjutan di luar akun sering terjadi. Kesamaan visi kepenulisan menjadi pengikatnya. Dibarengi antar tindakan nyata dalam pewujudan visi misinya.
Secara sekilas data kelana sapa per artikel menjadi dasar penetapan artikel nilai tertinggi (NT). Nah untuk kriteria ini, izinkan saya menyapa Ibu Lina pasangan sehati Pak Tjiptadinata sebagai teladan ibu suri artikel NT. Ketelatenan beliau bertegur sapa sungguh nyata luar biasa.
Akhirnya, selamat ber Kompasianival 2022. Selamat berkelana aksara di Kompasiana, setiap Kompasianer adalah pengelana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI