Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Angklung Sedunia - Nyai Pohaci Menyapa

17 November 2022   12:14 Diperbarui: 17 November 2022   12:21 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Angklung Simbol Komunikasi Masyarakat Agraris dengan Nyai Pohaci (Foto: KOMPAS/RIZA FATHONI (RZF) 09-09-2018)

Melalui gelar permainan angklung yang dimainkan saat panen padi, masyarakat petani berkomunikasi dengan alam. Menyampaikan pujian terima kasih atas berkat panen padi yang melimpah. Memohon berkat kesuburan tanah untuk penanaman musim berikutnya.

Masyarakat petani berkomunikasi melalui perantara Nyai Pohaci. Diyakini sebagai komunikasi dua arah. Masyarakat menyapa dan Nyai Pohaci menyapa mencurahkan berkat kesuburan tanah pemelihara kesejahteraan umat.

Ilustrasi Nyai Pohaci, Dewi Kesuburan (Foto: mahligai-indonesia.com)
Ilustrasi Nyai Pohaci, Dewi Kesuburan (Foto: mahligai-indonesia.com)

Tradisi lokal yang menjelma menjadi kearifan lokal. Keberlanjutan kehidupan yang merangkum sinergi antara manusia dan alam. Pemenuhan kebutuhan dengan menjaga kelestarian alam.

Bukankah ini selaras dengan prinsip 3 P yaitu profit, people, dan planet? Pilar yang menopang keberlanjutan. Berproduksi dengan memperhatikan aspek sosial budaya masyarakat setempat dan kelestarian alam. Merangkum aneka jenis produksi pemenuh kebutuhan manusia.

Angklung Duta Budaya

Secara etimologis, Angklung berasal dari kata "angka" bermakna nada dan "lung" yang berarti pecah. Gerakan pemain angklung dalam Bahasa Sunda disebut "angkleung-angkleungan" dan menghasilkan bunyi "klung" (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/).

Menurut kebudayaan.kemdikbud.go.id dijumpai beberapa jenis alat musik tradisional angklung yang tersebar di beberapa daerah Jawa Barat. Angklung Kanekes yang berkembang di masyarakat Baduy. Angklung Dogdog Lojor, Angklung Gubrag, Angklung Badeng, maupun Angklung Buncis.

Angklung tradisional menghasilkan nada pentatonis. Bersyukur kini hadir Angklung diatonis, buah inovasi Daeng Soetigna, Bapak Angklung Indonesia. Kini musik angklung dapat berkolaborasi dengan aneka alat musik dalam pegelaran megah.

Setiap unit angklung menghasilkan satu nada. Untuk menghasilkan harmoni dalam melodi perlu dimainkan oleh beberapa orang. Atau satu orang memainkan seperangkat unit angklung dari aneka nada.

Permainan musik angklung menjadi bagian dari budaya komunikasi. Dimainkan secara berkelompok, memadukan harmoni. Terbentuk ikatan antara pemain dengan pesan yang disampaikan melalui nada angklung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun