Menyantap sepiring nasi, sesendok demi sesendok menyoal emisi. Dunia global sedang berupaya mengelola emisi gas rumah kaca. Menuju nol bersih emisi (net zero emissions). Sepiring nasi dan emisi.
Emisi atau pancaran, pembebasan gas buang ke atmosfer. Apakah aneh? Emisi sesuatu yang alami. Bagian dari proses kehidupan.
Tanpa aktivitas berarti, makluk hidup manusia, hewan dan tanaman bernafas membebaskan gas karbon dioksida (CO2) ke atmosfer. Tanaman menyerap gas CO2 dari atmosfer untuk proses fotosintesis. Ada proses pancaran (emisi) dan serapan.
Selisih antara pancaran dan serapan menghasilkan emisi bersih (net emission). Nilai selisih tersebut dapat bernilai positif, nol (zero), dan negatif. Nol bersih emisi (net zero emissions) bermakna seluruh produksi emisi dari aneka aktivitas dapat diserap tanpa penambahan konsentrasinya di atmosfer.
Aneka kegiatan semisal industrialisasi, transportasi, penggunaan bahan bakar fosil  meningkatkan emisi gas di atmosfer. Tanpa imbangan serapan yang memadai akan meningkatkan konsentrasinya di atmosfer.
Salah satu fenomena alam adalah peningkatan suhu bumi, pemanasan global. Ditengarai disebabkan oleh peningkatan konsentrasi sejumlah senyawa yang disebut gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Gas rumah kaca ini serasa membekap bumi dengan hawa panas.
Secara agregat makro dunia merespon dengan penataan. Penerapan kebijakan. Rakitan teknologi menekan emisi dan peningkatan serapan. Melibatkan ekosistem tanaman penutup bumi secara permanen. Â
Artikel sederhana ini tidak akan menyoal aspek teknis. Pun reaksi njlimet mekanisme pancaran dan serapan. Juga aneka perundingan dan target komitmen antar negara mencapai nol-bersih emisi.
Padi, nasi, dan emisi
Agroekologi lahan padi sawah potensial memproduksi gas metana dan nitrooksida komponen gas rumah kaca. Negara penghasil dan pengguna padi disorot dunia. Penelitian GRK pada persawahan banyak dilakukan di Jepang, China, India, Myanmar, Vietnam tidak ketinggalan Indonesia.