Masyarakat Jawa menyebut makluk berukuran besar sebagai raksasa atau buto. Sehingga sebutan penemuan balung buto atau tulang raksasa sangat akrab didengar. Mencakup nilai arkeologi maupun nilai mitosnya.
Temuan fosil yang rasanya tiada habisnya. Selalu dilakukan update temuan terbaru. Saat kunjungan 2017, temuan terbaru yang dicantumkan adalah tahun 2015. Berupa gading dan tulang belakang gajah serta rahang bawah buaya. Dicantumkan juga data penemunya. Apresiasi yang diharapkan memelihara rasa memiliki dan meminimalkan pencurian fosil.
Dokumentasi manusia purba menjadi keunggulan utama situs dan museum Manusia Purba Sangiran. Perubahan fisik dari Homo erectus sejak tipe Arkaik, Tipik hingga Progresif. Periode 500 000 tahun lalu adalah masa keemasan manusia Homo erectus di Sangiran. Terlihat ekosistem kaki G. Lawu interaksi manusia dan alam flora faunanya.
Manusia adalah makluk berakal budi. Bagaimana dengan cara manusia purba mengelola alam? Perlengkapan apa yang digunakan? Terekam jejal penggunaan peralatan batu untuk kehidupan. Perlengkapan batu sebagai jejak budaya.
Begitupun dengan dinamika flora. Menarik sebagai suatu bentuk muka bumi cekungan, menungkinkan terbentuk habitat bakau. Tersaji rekonstruksi dinamika bakau antar peride masa.
Indonesia menjadi ladang perburuan fosil Homo erectus terpenting di dunia. Sejarah mencatat jejak penelitian arkeologi dari masa ke masa. Melintas dari Indonesia Barat hingga ke Indonesia bagian Timur. Dunia mengakui wilayah tropika memiliki tingkat evolusi yang lengkap.