Pola membaca, menyapa, dan menulis berulang hingga kini. Menulis menjadi bagian terbelakang alias produktivitas karya yang sangat pelan. Usah memelintir mengerdilkan ujaran alon-alon asal kelakon.
Membaca masih terpeganglah sebagai aktivitas awal. Membaca secara merdeka artinya membaca yang diinginkan. Panduan mudahnya melalui kategori. Bacaan jujugan adalah fiksiana, pengakuan penyuka artikel fiksi yang tidak mampu menganggitnya.
Penyuka blusukan sayang melewatkan artikel wisata. Kembali juga mengakui begitu sulit menaja artikel wisata yang informatif memikat. Bersyukur kini mengikuti wisata virtual bersama artikel para sahabat.
Ada saatnya membaca dengan referensi admin, semisal pilahan artikel utama ataupun pilihan. Juga tuntunan referensi pembaca, semisal artikel terpopuler ataupun nilai tertinggi. Dapat pula dari notifikasi lini masa.
Selaku pembaca tanpa pola, tidak mengikuti aturan baku. Bisa jadi saat membaca berdasarkan artikel terbaru. Saat secara khusus memerlukan artikel dengan tema tertentu menggunakan bantuan fitur pencarian. Juga menggunakan fitur tambahkan ke favorit untuk menyimpan artikel sahabat yang akan dibaca ulang.
Menyapa, sederhananya saya memaknai membaca adalah cara menyapa dan mengapresiasi penulis. Curahan energi saat penulisan direspon oleh pembaca. Artikel menemukan jalannya menjumpai pembacanya.
Begitu sering membaca dalam senyap alias silent reader. Membaca tanpa penanda kehadiran melalui vote ataupun komen. Itulah mengapa dalam diagram Venn, menyapa menjadi urutan sesudah membaca.
Meski bagi saya pribadi antara membaca dan menyapa bersifat setara atau equal. Membaca adalah menyapa penulis.
Menulis. Nah data statistik tidak mampu mengaburkan giat menulis. Hampir 5 tahun sejak artikel perdana tertera 266 artikel. Bermakna laju menulis rata-rata mingguan.
Sederhananya saya memaknai menulis adalah cara menyapa dan mengapresiasi pembaca. Nah kan membaca dan menulis sama-sama bermakna menyapa. Sehingga diagram Venn siap dikoreksi menyapa menjadi bidang yang paling luas.
Pembaca mendedikasikan waktu dan perhatian kepada tulisan yang kita suguhkan. Bagaimana kita meracik suguhan? Meyakini bahwa setiap penulis berupaya dan beritikad menyuguhkan sajian spesial.