Selasih Seleguri nama pena Sariamin Ismail novelis perempuan pertama di Indonesia kelahiran 31 Juli 1909. Kearifan yang terbingkai dalam simbol Selasih Seleguri. Mari simak narasinya.
Google doodle hari ini tampil khas. Perempuan berbusana adat Sumatra Barat berbingkai jalinan tumbuhan Selasih yang membentuk kata google. Tebaran karya tulis melingkupinya.
Hari ini 31 Juli 2021, mengingat Bundo Sariamin Ismail sebagai novelis perempuan pertama di Indonesia. Termasuk angkatan Pujangga Baru. Pelopor perempuan dalam dunia kepenulisan.
Beliau lahir 31 Juli 1909 di Talu, Talamau, Pasaman Barat, Sumatra Barat. Menggunakan aneka nama pena diantaranya yang terkenal adalah Selasih, Seleguri ataupun kombinasinya.
Kiprah Sariamin Ismail sebagai tonggak penulis dan novelis perempuan sudah banyak diulas. Nah kali ini simbok terpikat dengan nama pena beliau yaitu Selasih dan Seleguri. Menjadi tilikan ala kebun sebagai pijakan apresiasi.
Selasih
Berbicara tentang Selasih asosiasi melayang kepada nama tumbuhan. Ya, Selasih yang berasal dari bahasa Melayu adopsi Sansekerta merujuk pada nama lokal tumbuhan. Sepadan dengan Telasih dan Tulasi.
Merunut dari tata nama tumbuhan, Selasih termasuk anggota genus atau marga Ocimum. Marga Ocimum memiliki banyak anggota semisal Ocimum basilicum yang dikenal sebagai basil. Ada pula Ocimum tenuiflorum yang terkenal di India senada dengan ruku-ruku dalam kuliner Sumatera. Bersaudara pula dengan kemangi.
Penggunaan marga selasih ini cukup luas. Selain sebagai komponen bumbu kuliner juga untuk obat herbal, juga tonikum penyegar. Bagian tumbuhan yang digunakan umumnya daun dan bijinya.
Penggunaan daun marga Ocimum dalam kuliner cukup umum. Aneka masakan Eropa menggunakan daun basil. Thailand, India juga Vietnam menghadirkan aneka kuliner berbumbu dan ornamen Ocimum. Kuliner Sumatera menggunakan daun ruku. Lalapan kemangi umum bagi suku Jawa pun Sunda.
Nah penggunaan biji semisal biji Selasih/Telasih umum sebagai penyegar minuman. Beberapa menggunakan sebagai pereda panas dalam pun anti radang. Cukup banyak kajian etnobotani marga Ocimum juga fitofarmakanya.
Mari singgah: Tata Nama Tumbuhan sebagai Pemersatu Rasa, Bukan Sekadar Gaya
Seleguri
Seleguri merupakan nama lokal dari Sida rhombifolia tumbuhan perdu dengan bunga kuning. Seleguri tumbuhan adaptif, di Indonesia memiliki aneka nama lokal.Â
Saliguri (Minangkabau), sidaguri (Melayu, otok-otok (Jawa Tengah, sadagori (Sunda), tagghuri (Madura), kahindu (Sumba), selegui (Bali Aga, hutu gamo (Halmahera), digo (Ternate), daun pantat ayam (Alor).
Masyarakat lokal menggunakannya sebagai obat baik sebagai pulasan di luar maupun direbus lalu di minum. Bagian tumbuhan yang sering digunakan adalah daun dan akarnya. Alam menyediakan sarana pemeliharaan kesehatan.
Kini banyak kajian ilmiahnya melalui etnobotani, fitofarmaka. Dikembangkan sebagai komponen jamu. Diekstrak metabolit sekundernya. Masyarakat Eropa menggunakannya sebagai obat rematik.
Sidagori memiliki khasiat anti radang, anti inflamasi, diuretik, dan analgesik. Khasiat yang berasal dari kandungan zat aktif dalam tumbuhan tersebut. Hasil penelitian Balitro, Sidagori (Sida rhombifolia), tanaman obat potensial penyembuh asam urat. Mengait tindakan hilirisasi industri obat.
Kearifan Selasih Seleguri Bundo Sariamin Ismail
Bundo Sariamin Ismail sastrawati besar. Membabar karya pembelajaran melalui aneka media. Termasuk pemilihan nama pena. Tersirat kearifan lokal didalamnya. Bagian dari sejuta kebaikan.
Selasih dan Seleguri bukan kategori tanaman pangan pun perkebunan. Tumbuhan yang ada di sekitar keseharian. Merupa dalam bumbu penyedap hingga jamu pemelihara kesehatan.
Selasih berpangkal dari ruku-ruku, lekat dengan kuliner Sumatra. Begitupun Seleguri bahasa Melayu. Bundo Sariamin Ismail melekatkan diri pada akar budaya lokal Sumatra Barat. Budaya yang tidak terlepas dari budaya Nusantara bahkan bagian dari budaya global.
Berpikir global bertindak secara lokal. Think globally - act locally begitu seruan kekinian. Betapa Bundo Sariamin Ismail melalui selasih seleguri telah menyerukan saat itu. Seabad yang lalu.
Bundo Sariamin Ismail juga meneladankan kiprah literasi membaca menulis layaknya selasih seleguri. Menjadi bagian kuliner dan kebugaran keseharian. Kebutuhan kehidupan.
Membaca dan menulis menyegarkan layaknya tonikum dari selasih. Mengait gelora energi. Memelihara semangat diri dan lingkungan.
Literasi layaknya seleguri memelihara kesehatan. Betapa kini terasa kiprah membaca menulis sebagai sarana kesehatan. Memerangi penyakit enggan baca tulis.
Tarimo kasih, Bundo Sariamin Ismail. Duta kearifan Selasih Seleguri Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H