Penambangan pasir merupakan perpaduan pemeliharaan badan kali sekaligus sumber rezeki. Tentunya sangat diperlukan agar terjadi perimbangan antara aspek ekonomi dan ekologi.
Kali Gendol mengemban darma menampung dan mengalirkan muntahan lahar. Lahar dengan kedahsyatan bahaya sekaligus berkah tak terkira. Pasir Merapi yang kaya dengan kandungan kuarsa silikat yang memiliki daya rekat yang kuat menjadi primadona bahan bangunan.
Sebutan kali Gendol berakhir saat alirannya bersatu dengan Kali Opak yang mengantar pertemuan material G. Merapi kepada pasangannya Laut Kidul, Samudera Indonesia
Kali Opak
Melintasi hulu kali Opak cukup terpana dengan ukuran  yang belum terlalu lebar. Menengok ke atas terlihat Merapi menjulang. Ini tangkapan mata saat kami melewati hampir tidak terlihat aliran air di bulan Maret 2017.
Posisi Kali Opak berada di tengah, diapit Kali Gendol di sebelah Timur dan Kali Kuning di sebelah Barat. Ternyata yang tengah yang nantinya menjadi nama kali induk. Seolah hulu Kali Opak memikul Kali Gendol dan Kali Kuning.
Kali Opak dan G. Merapi. Selama ini saya lebih mengenal kali Opak yang mengalir di sebelah Barat Candi Prambanan menuju Kabupaten Bantul. Kali Opak sebagai pembatas Jawa Tengah dan DIY. Kali Opak yang memisahkan Candi Prambanan dengan Pelataran Pertunjukan Sendratari Ramayana.
[Bagi penggemar buku sastra budaya, Kali Opak sangat berkesan.  Kali Opak yang merekat ingatan Gendhuk Duku, Lusi Lindri  dan Rara Mendut, trilogi karya budayawan YB Mangunwijaya]
Kali Kuning