Setiap tahap kegiatan berkebun dilaksanakan dengan fun. Warna-warni ceria dihadirkan sesuai dengan perkembangan usia kanak-kanak. Mengembangkan ranah kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif.
2. Kid-based, berbasis kanak-kanak. Disajikan dengan pemahaman dan keterampilan kanak-kanak. Pekerjaan yang relatif sulit sudah dipersiapkan semisal pembuatan media tanam, wadah penanaman.
Pada pengenalan bertanam secara model wicks sederhana, wadah berupa bekas botol air kemasan sudah dipotong. Para peserta tinggal menggunakan. Pemilihan warna sumbu yang ceria menambah sukacita peserta.
3. Menanam tanaman yang dapat dimakan dan tumbuh cepat. Tampilan bibit tanaman seledri, sawi serta selada, eksotis memikat. Merangsang daya ingin tahu dengan warna dan corak daun yang berbeda. Kerap disajikan dalam menu harian dan cepat tumbuh.
Mari sisipkan ajakan suka makan sayur dengan bahasa kanak-kanak. Siapa nih yang tidak suka selada? Beberapa anak terlihat melirik ayah bunda yang mengantar dan ikut menyimak pembelajaran.
Sebenarnya ini juga sedang transfer kesenangan mendampingi anak berkebun kepada orang tuanya. Beliau menyimak sambil mereka adaptasi pendampingan kegiatan saat di rumah masing-masing.
4. Bermain kotor kan boleh.... Meski sudah dirancang dengan botol bekar air mineral dan media pecahan genting, tetap ada nuansa kotor. Beberapa kanak-kanak menoleh meminta izin ayah bundanya saat mencoba mengisi media ataupun belajar menanam.
Bersyukur orangtua mendukung dengan kode anggukan kepala ataupun acungan jempol. Jika peserta berusia lebih besar tidak ada salahnya diajak langsung ke lahan bermain tanah. Lucu juga menyimak peserta yang murid diantar guru pendamping minta izin lepas sepatu.
Ayo nak, rasakan dengan inderamu alam di sekitar. Mengamati bentuk dan warna. Menyentuh tanah yang lembab dengan tangan dan kakimu.