Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kontekstualisasi Atribut "Momong Momor Momot" Kepemimpinan Bos Panutan

21 Juli 2021   14:39 Diperbarui: 22 Juli 2021   13:14 2240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Momong Momor Momot Atribut Kepemimpinan Bos Panutan (dokpri)

Momong Momor Momot merupakan falsafah karakter kepemimpinan berakarkan budaya lokal. Dikisahkan oleh mbok Cangik yang dikontekstualisasikan dalam atribut bos panutan oleh Limbuk.

Sekian warsa nyuwita alias mengabdi di kebun, menjadi bagian dari aneka tim juragan atau bos. Kagum dengan kiprah dan atribut para bos panutan. Tergelitik untuk mengulik atribut penciri para beliau.

Jujugan simbok yang Limbuk siapa lagi kalau bukan mbok Cangik. Ditunjuknya gudang ilmu alias tumpukan buku para bendara. Namun si Limbuk sedang ingin mendengar warisan pengetahuan dan kearifan mbok Cangik.

Sambil bersedekap mbok Cangik mulai bercerita dengan sudut pandang seorang simbok. Sebutan lain yang umum adalah emak, umi, mama, mami, meme, mamak, mommy maupun mother dan madam. Nah kan semua memuat huruf M. Kunci kepemimpinan bos panutan adalah atribut M.

Weladalah maksa banget, batin Limbuk. Sorot mata mbok Cangik terasa menajam, dibarengi intonasi penekanan beliau menyebut 3 M. Momong, momor, momot sebagai pilar atribut apalagi kalau dibarengi dengan mursid dan murakabi.

Kini giliran simbok Limbuk untuk kontekstualisasi atribut "momong momor momot" kepemimpinan bos panutan. Agar budaya lokal mbok Cangik dapat juga dapat dinikmati oleh pembaca Kompasiana.

Ilustrasi Momong Momor Momot Atribut Kepemimpinan Bos Panutan (dokpri)
Ilustrasi Momong Momor Momot Atribut Kepemimpinan Bos Panutan (dokpri)

Momong

Momong berkaitan dengan karakter melindungi, menguatkan, menjaga agar momongannya berada di "jalur" aman dan benar. Bahasa kekiniannya, bos yang baik memahami dan memiliki visi misi perusahaan ataupun lembaga yang jelas dan benar.

Menjadikan visi misi sebagai panduan "jalur" aman. Koridornya terlihat jelas transparan. Setiap komponen berjalan pada track yang sama. Bos panutan tidak sedang menjalankan komando saja, namun sekaligus juga menjaga. Unsur mendirect sekaligus monitoring.

Momong juga memberi kepercayaan dengan tingkat pengawasan tertentu. Mengandung maksud pendelegasian tugas dan wewenang. Teori kepemimpinan kini menyebutkan sebagai kemampuan menggerakkan lingkungan untuk mencapai tujuan bersama.

Momor

Momor adalah berupaya membaur, menempatkan diri sebagai bagian. Aih indahnya menjadi bagian bersama. Penghargaan setiap individu berharga dalam kiprah perusahaan ataupun lembaga.

Masih dari cerita mbok Cangik. Seorang ibu yang sedang berbicara dengan bayinya akan mempergunakan bahasa bayi. Saat berbincang dengan putri remajanya mencoba memasuki alam keremajaan sehingga bisa menangkap kegalauannya. Saat mendampingi suami meniti karier membaur dengan perannya sehingga mampu menyelami aspirasi komunitasnya.

Terbayang sisi adaptasi bos. Bukan hanya menuntut staf beradaptasi dengan gaya kepemimpinannya. Bos mengulurkan tangan membuka diri agar gaya kepemimpinan beliau nyambung dengan bauran komunitasnya.

Pernah diasuh oleh bos berwawasan perusahaan. Mengelola masyarakat kebun dengan aura perusahaan. Awalnya kami semua kelabakan menyatukan pemahaman dan gerak. Berbekal semangat momor, bos menerjemahkan strategi dengan alur dan bahasa yang sederhana. Semua bagian menjadi lebih happy.

Momot

Momot mengandung makna memuat aneka beban. Nah sebanding dengan akomodatif yang lebih dimengerti oleh kita semua. Pembedanya, momot ini atribut yang melekat, terinternalisasi alias built in. Tentunya dapat dipelajari dan ditumbuhkembangkan.

Bos akomodatif senantiasa meningkatkan kemampuan dirinya sehingga menjadi partner yang seimbang bagi anggota perusahaan atau lembaganya. Akomodatif terhadap perubahan. Menjadi pribadi yang membuka diri dan apresiatif menghargai rekan kerjanya.

Momot juga mengandung makna lubang tanpa dasar. Sehingga mampu menjadi tempat curahan rasa tanpa harus merembeskannya ke samping ataupun tersakiti. Apalagi melontarkannya ke permukaan.

Kemampuan meredam dan mengelola konflik dengan bijaksana. Kepekaan atas dinamika profesional ataupun humanistik di lembaga yang dipimpinnya.

Momong Momor Momot atribut 3M bos panutan sudah digelar. Alamak sulitnya menjadi bos yang sekaligus panutan. Tentunya juga berimbas pada karyawan yang jadi panutan. Setiap karyawan dengan atribut 3 M tersebut, pada waktunya akan menjadi bos panutan.

Jika protokol kesehatan yang sekarang kita terapkan memuat kunci 3M menjadi 5M. Mari kita tambahkan 2 M lagi yaitu mursid dan murakabi. Kini menjadi atribut 5M.

Mursid

Mursid adalah kecantikan ketampanan batiniah yang hakiki. Menyatunya kata ucap dalam wujud tindak menjadi integritas yang tak terbantahkan. Nah kalau istilah integritas lebih akrab bagi generasi kiwari.

Mursid menjadi bagian integral personal bos panutan. Memiliki kekuatan yang ngedap-edapi. Keteladanan integritas beliau bos menjadi daya dorong sekaligus daya tarik.

Setiap karyawan beliau akan manut bukan karena takut namun suyud. Suyud itu semacam rasa hormat dan segan atas kewibawaan yang dipancarkan.

Murakabi

Murakabi identik dengan penuh manfaat dan pembuat keajaiban. Atribut sifat dan sikap yang membuat sesuatu yang tidak nyaman menjadi nyaman. Mencukupkan keadaan meski bagi ukuran umum mungkin belum cukup.

Pribadi murakabi yang membuat setiap anggota keluarga perusahaan ataupun instansi. Mengungkit rasa betah bekerja sama dan rindu segera pulang ke rumah kerja. Meminjam istilah bu Teja, murakabi memiliki unsur solutif.

Kata Pamungkas

Momong Momor Momot yang ditambah Mursid dan murakabi. Kelima M tersebut merupakan falsafah karakter kepemimpinan berakarkan budaya lokal. Dikisahkan oleh mbok Cangik yang dikontekstualisasikan dalam atribut bos panutan oleh Limbuk.

Nah sahabat, atribut 5M tersebut tentunya tidak datang dengan sendirinya, memerlukan proses yang panjang. Bagian karuniaiNya sebagai pancaran sifat Sang Khalik. Selamat mengenali dan mengasah atribut 5M bos panutan. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun