Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Presentasi dan Keterampilan Berbahasa

20 Juli 2021   19:00 Diperbarui: 20 Juli 2021   19:06 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presentasi layaknya gelaran aksi di panggung. Ibarat dalang yang menghidupi dan menghidupkan lakon cerita dan penunjangnya. Melibatkan keterampilan berbahasa. Mari simak narasinya.

Sahabat pembaca Kompasiana, seberapa sering anda mengikuti dan melakukan presentasi? Inilah suasana yang kadang lolos dari amatan.

Seluruh indera terpancang oleh gelar aksi sajian konten yang memikat. Ada kalanya konten sudah pernah didapat atau malah menjadi prioritas kedua. Penyajinya yang membuat terpana mampu menguarkan aura semangat serasa menghipnotis audien. Melekatkan pesan dan kesan.

Presentasi adalah variasi bentuk komunikasi lisan. Seseorang menyampaikan informasi, ide ataupun gagasan kepada audien. Melibatkan interaksi antara pembawa atau pembicara dengan pendengarnya.

Kegiatan ini merambah pada aneka bidang. Kedinasan maupun kegiatan kemasyarakatan. Bukan hanya monopoli pendidikan pengajaran ataupun bisnis. Dilakukan oleh aneka lini manajemen.

Presentasi merupakan resultante kekuatan konten dan penyajian. Konten adalah raja, kata orang. Namun konten yang kuat juga perlu didampingi penyaji yang mumpuni. Kalau konten adalah pilihan lakon carita, daya pikatnya adalah dalang yang menghidupkannya.

Presentasi dan Keterampilan Berbahasa

Menyiapkan konten maupun mengeksekusi presentasi memerlukan keterampilan berbahasa. Meliputi membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Keempatnya membentuk sinergi dan melibatkan seluruh indera.

Keterampilan Berbahasa (sumber gambar: twitter Ivan Lanin)
Keterampilan Berbahasa (sumber gambar: twitter Ivan Lanin)

Mari kita ulik saat mempersiapkan presentasi. Penyaji mengawalinya dengan membaca sebagai pasokan materi. Indera mata dioptimalkan. Bahkan ada kalanya melibatkan indera telinga saat menggali materi dari nara sumber langsung.

Kemampuan memilah dan memilih. Kepekaan menangkap inti dan bauran agar mendapat konten yang bernas. Bagian dari keterampilan berbahasa tulis pasif.

Setumpuk materi akan diracik menjadi bahan presentasi. Aneka aplikasi tersedia. Layaknya koki meracik bahan masakan menjadi sajian yang lezat bergisi. Ataupun sutradara pertunjukan meracik dalam skrip memikat dan berbobot.

Saatnya merambah ketrampilan berbahasa menulis. Pilahan dari ketrampilan tulis aktif produktif. Esensinya sama dengan menyajikan artikel. Bagaimana alur dibangun secara rampak mengalir sistematis. Ide mengalir dari hati dan pikiran merambat melalui gerakan jemari tangan.

Bagian awal atau lead disusun untuk meraih perhatian audien. Irama penyusunan mengikuti grafik pendengaran dan penglihatan audien. Penulis presentasi sedang merangkul peserta melalui ranah berbahasa visual. Narasi dan kekuatan grafis dikerahkan.

Konten sudah disiapkan dengan sangat bagus. Ibarat raja siap beraksi di panggung gelaran. Aneka unsur pendukung sudah dikerahkan optimal. Bagaimana kelanjutannya?

Saatnya dalang beraksi. Sang presenter penyaji materi pemegang kuncinya. Keterampilan berbahasa berbicara senjata andalannya. Otoritas profesional penyaji jadi sorotan awal. Otoritas dari kepakaran ataupun amanah yang sedang diembannya.

Betapa sering audien antusias menghadiri presentasi karena penasaran dengan penyajinya. Inilah inti awal pertunjukan presentasi. Sebagus apapun konten dirancang sangat ditentukan oleh kiprah pembicara.

Membangun kesan awal menjadi kunci. Meraih perhatian peserta pada beberapa menit awal kunci presentasi. Keterampilan berbahasa berbicara diuji. Ranah dari keterampilan berbahasa lisan aktif produktif.

Lontaran ucap awal sebagai kunci pintu masuk presentasi. Senada dengan lead pada tulisan. Pemilihan gaya bicara, gaya bahasa, intonasi awal menjadi bagian penentu meraih perhatian audien.

Melibatkan organ pengucapan. Simbol mulut sering diterakan. Pengingat kearifan ajining diri gumantung ana ing lathi. Mudahnya, mulutmu adalah harimaumu. Ucapan sebagai penanda keluhuran budi.

[Melengkapi ajining raga gumantung ana busana. Cara berbusana dan berpenampilan melengkapi profesional dan kesantunan penyaji presentasi]

Produksi suara, kejelasan artikulasi, mengoptimalkan warna suara yang dimiliki adalah komponen keterampilan berbahasa berbicara. Bagaimana seni meramu kapan ngegas kapan kalem mengolah rasa pendengaran audien. Mengelola presentasi dari rasa bosan audien.

Layaknya dalang yang setia pada paugeran pakem lakon. Begitupun penjaji presentasi menggunakan acuan materi presentasi atau konten yang sudah dipersiapkan dengan matang. Termasuk dengan agihan waktu, sangat tidak enak saat presentasi molor pada bagian tertentu dan alur pikir materi terputus.

Kejelian memilih gaya bahasa disesuaikan dengan tujuan presentasi dan karakteristik audien. Pemilihan diksi yang digunakan untuk menyapa dan mempengaruhi pendengarnya. Pemilihan gaya bahasa yang tepat menciptakan perasaan hati yang khas.

Apalagi dibantu dengan nada suara. Memperjelas penyampaian informasi. Meyakinkan pendengar yang semula ragu. Membuat ikatan rasa antara penyaji dan pendengarnya. Gaya bahasa merupakan salah satu keterampilan berbahasa berbicara meraih  rasa hati pendengarnya.

Keterampilan berbahasa yang tidak kalah penting saat presentasi adalah kemampuan menyimak. Menyimak merangkum ranah menghargai peserta. Melibatkan bahasa tubuh, ekspresi wajah pun indera pendengaran. Mendengar bukan hanya dengan telinga sekaligus menggunakan rasa hati.

Menyimak merupakan keterampilan berbahasa lisan pasif. Banyak orang terkesan dengan cara penyaji menyimak dan merespon pesertanya. Menjadi penguat pembuhul rasa antara penyaji dan audien.

Kata Pemungkas

Sahabat Kompasiana, saatnya simbok undur diri.......
Encik Unik cantik berkebaya dipadu kain pelekat. 
Makin terampil berbahasa, presentasi kian hebat memikat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun