Apalah arti sebuah nama. Mawar disebut apapun tetap wangi. Begitupun tata nama tumbuhan sebagai pemersatu rasa, bukan sekadar gaya. Mari simak narasinya.
Tata Nama Tumbuhan sebagai Pemersatu Rasa
Membaca novel Poltak yang tayang di Kompasiana sering disuguhi cerita pengetahuan pengobatan lokal dengan tumbuhan yang ada di sekitar. Salah satunya daun simarhuting-huting tanaman serba guna. Penggunaannya sebagai obat luar.
Penasaran melacak jejak digital menemukan nama daun golkar sebagai padanannya. Segera dikonfirmasi si Poltak, iya Ompung boru, nama lain simarhuting-huting adalah daun golkar. Weladalah macam mana pula tumbuhan bermain partai.
Perunutan lebih lanjut olala daun golkar adalah Chromolaena odorata (L.) sinonim dengan Eupatorium odoratum. Ada pencirinya yaitu odor alias aromanya yang menyengat. Nama lokal lainnya tekelan, kirinyuh, siam weed (English). Nah tersambung rasa dengan tata nama.
Bang Inosensius, Kompasianer yang bermukim di Jerman sedang rindu sayur khas Flores dengan nama lokal sayur endi. Bukan monopoli masyarakat Flores ternyata terkenal di Eropa. Sangat terbantu mempersatukan pemahaman karena beliau menyertakan foto dan tata nama Solanum nigrum.
Pucuk yang beliau maksud anggota keluarga Solanaceae mencakup kentang, tobat, cabai, terong dll. Penciri bunga berbentuk bintang sebagai pengenalnya. Penyebutan secara khas spesies Solanum nigrum mempermudah perunutan nama lokal yang lain semisal terong kecil yang sering kami buat sayur. Kembali tersambung rasa dengan penyerta tata nama tumbuhan.
Nah, ini contoh cerita konyol seru saat kami berombongan menemani tamu kebun dari India. Mampir di kedai makan untuk santap gado-gado. Beliau menanyakan komposisi di piring.
Badalah saat menunjuk emping, kami bersama lupa sebutannya. Mudahnya disebutlah Gnetum gnemon tata nama untuk si mlinjo. (Eh keliru pula, di KBBI yang ada belinjo nama lokal Gnetum gnemon).
Merepetlah beliau dengan bahasa yang tidak kami mengerti. Ternyata beliau menyebutkan nama lokal si belinjo dan aneka penggunaannya. Tumbuhan ini berasal dari Asia Tenggara juga Assam (India). Memiliki nama umum aneka daerah gnetum, joint fir, two leaf, melinjo, belinjo maupun bago.
Tata nama tumbuhan yang mengikuti kesepakatan menyatukan rasa. Antar suku bangsa menjadi paham akan simarhuting-huting (Chromolaena odorata), daun endi (Solanum nigrum) maupun belinjo (Gnetum gnemon). Mengurangi bias pemahaman.
Tata Nama Tumbuhan dan Nama Dagang
Sangat seru mengamati penamaan nama dagang tumbuhan terutama di kalangan pebisnis tanaman hias. Lucu viral mengait aspek bisnis.
Semisal saat badai gelombang cinta. Tetiba tanaman hias ini menjadi meroket harganya. Melambungnya harga yang bukan dibangun oleh kondisi natural pasar. Mekanisme tak kasat mata yang merakit badai melambung dan menghempaskan harga.
Apakah wujudnya seperti gelombang hati perlambang cinta? Nama dagang yang mewakili beberapa nama anggota genus atau marga Anthurium. Tidak semua jenis Anthurium kebagian gelombang rezeki.
Melalui grup percakapan Kompasianer Bang Horas mengirim foto dari gerai pedagang tanaman hias. Si cantik anggota marga Coleus yang memiliki aneka corak dan warna daun. Nama lokalnya beraneka semisal Miana atupun Iler-iler. Yuup Miana, seru Bang Horas lumayan mencapai 200K.
Contoh tersebut adalah penamaan dagang yang berbeda dengan tata nama. Beberapa malah lebih unik dan kreatif. Semisal tanaman hias yang masih lumayan hits saat ini. Philodendron, Monstera didampingi keladi hias memenuhi ruang pajang gerai tanaman hias dengan nama yang bombastis.
Mari singgah: Bias Makna Siklus "Ucap, Dengar, Tirukan" dalam Penamaan Tanaman
Tata Nama Tumbuhan Bukan Sekadar Gaya
Tata nama (nomenklatur) tumbuhan merupakan kegiatan pemberian nama pada tumbuhan di dalam taksonomi. Menggunakan kaidah tata nama binomial atau binomial nomenklatur merupakan aturan penamaan baku.
Binomial atau dua nama dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus (marga) dan nama spesies (jenis). Semisal Oryza sativa (Padi), memuat marga Oryza dan jenis sativa.
Istilah baku untuk tata nama ini adalah "nama ilmiah" (scientific name). Berlaku secara universal sehingga dapat dipahami dengan sama makna oleh orang dimanapun. Kembali mengambil contoh Oryza sativa semua orang dimanapun mengenal wujud dan karakternya apapun bahasa lokalnya.
Nah masyarakat umum sering kali menyebutnya sebagai "nama latin". Ada benarnya namun tidak tepat sepenuhnya. Dasar penamaan ada yang berasal dari bahasa Latin, dilatinkan atau penghargaan atas nama deskriptornya.
Semoga semakin banyak yang terbiasa mencantumkan tata nama tumbuhan disamping nama lokalnya. Tidak menggantikan loh, karena nama lokal didalamnya ada pengetahuan dan kearifan yang melekat. Sepakat kan kalau tata nama tumbuhan bukan sekadar gaya.
Bagaimana dengan aturan penulisannya?Â
Tatanama binomial selalu menempatkan nama genus/marga di awal dan diikuti nama spesies/jenis. Penulisan nama genus selalu diawali dengan huruf kapital atau huruf besar dan nama keterangan spesies selalu diawali dengan huruf biasa alias huruf kecil. Menggunakan huruf miring semisal Oryza sativa.
Penulisan pertama disajikan lengkap, baru pada penulisan selanjutnya diizinkan dengan menyingkat genus alias marga. Semisal Oryza sativa selanjutnya O. sativa.
Sungguh mohon maaf artikel ini bukan karya seseorang yang tahu betul tentang taksonomi. Mari bagi yang ingin belajar rinciannya membaca sumber dari penulis dengan otoritas taksonomi yang pas. Lebih kepada menebar kebiasaan menuliskan tata nama tumbuhan agar dapat sambung rasa dengan pembacanya.
Edukasi dan Topangan Aplikasi Nama Tumbuhan
Masih ingat saat belajar Ilmu Hayat (ketahuan kan era penulisnya), guru mengajar dengan sangat menyenangkan. Sepulang sekolah sambil berjalan pulang diminta mencatat 3 tata nama tumbuhan yang dijumpainya. Lain kali dari makanan yang dihidangkan di rumah. Haha O. sativa sangat melekat bukankah hampir setiap hari berjumpa.
Melekatkan tata nama tumbuhan bukan sebagai beban kewajiban namun sebagai penyerta bahasa komunikasi. Tata nama tumbuhan menjadi bahasa pemersatu rasa bukan sekadar gaya. Tentunya disesuaikan dengan lingkup keseharian. Intinya edukasi yang menyenangkan.
Apakah harus hafal tata nama tumbuhan? Bagaimana kalau lupa atau belum pernah tahu namanya? Selalu ada cara. Zaman dahulu dengan kunci taksonomi. Berikutnya dengan bantuan mbah Google... mencocokkan foto dengan aneka foto yang tampil.
Kita memasukkan foto tumbuhan dan sistem akan mencocokkan dengan database aplikasi. Meningkatkan ketepatan dengan memasukkan foto organ tanaman yang berbeda semisal bunga lalu daunnya.
Topangan aplikasi untuk mempermudah edukasi dan pembiasaan menggunakan tata nama tumbuhan. Untuk keseharian cukup memadailah sebagai penamaan. Untuk kepentingan yang lebih tinggi dan memerlukan presisi serta akurasi data tentunya perlu di cross check periksa silang agar datanya benar.
Kata Pamungkas
Tata nama tumbuhan merupakan peringkas deskripsi. Menjadi bahasa pemersatu pengetahuan akan tumbuhan melebihi dari sekadar gaya. Yook kita biasakan menyertakan tata nama tumbuhan disamping nama lokalnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI