Tata nama tumbuhan yang mengikuti kesepakatan menyatukan rasa. Antar suku bangsa menjadi paham akan simarhuting-huting (Chromolaena odorata), daun endi (Solanum nigrum) maupun belinjo (Gnetum gnemon). Mengurangi bias pemahaman.
Tata Nama Tumbuhan dan Nama Dagang
Sangat seru mengamati penamaan nama dagang tumbuhan terutama di kalangan pebisnis tanaman hias. Lucu viral mengait aspek bisnis.
Semisal saat badai gelombang cinta. Tetiba tanaman hias ini menjadi meroket harganya. Melambungnya harga yang bukan dibangun oleh kondisi natural pasar. Mekanisme tak kasat mata yang merakit badai melambung dan menghempaskan harga.
Apakah wujudnya seperti gelombang hati perlambang cinta? Nama dagang yang mewakili beberapa nama anggota genus atau marga Anthurium. Tidak semua jenis Anthurium kebagian gelombang rezeki.
Melalui grup percakapan Kompasianer Bang Horas mengirim foto dari gerai pedagang tanaman hias. Si cantik anggota marga Coleus yang memiliki aneka corak dan warna daun. Nama lokalnya beraneka semisal Miana atupun Iler-iler. Yuup Miana, seru Bang Horas lumayan mencapai 200K.
Contoh tersebut adalah penamaan dagang yang berbeda dengan tata nama. Beberapa malah lebih unik dan kreatif. Semisal tanaman hias yang masih lumayan hits saat ini. Philodendron, Monstera didampingi keladi hias memenuhi ruang pajang gerai tanaman hias dengan nama yang bombastis.
Mari singgah: Bias Makna Siklus "Ucap, Dengar, Tirukan" dalam Penamaan Tanaman
Tata Nama Tumbuhan Bukan Sekadar Gaya
Tata nama (nomenklatur) tumbuhan merupakan kegiatan pemberian nama pada tumbuhan di dalam taksonomi. Menggunakan kaidah tata nama binomial atau binomial nomenklatur merupakan aturan penamaan baku.
Binomial atau dua nama dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus (marga) dan nama spesies (jenis). Semisal Oryza sativa (Padi), memuat marga Oryza dan jenis sativa.