Unsur pembentuk penjenamaan diri berikutnya adalah sikap/attidude. Sikap menjadi penguat kompetensi dalam personal branding. Kompetensi berkolaborasi dengan sikap. Nilai tambah yang sangat menjual.
Senang sekali belajar puisi dengan Bu Guru Ari. Beliau sungguh kompeten, menguasai puisi dari hati. Eh, beliau juga sangat ramah dan sabar loh.
Sebagai abdi yang rewang alias membantu di kaputren, Limbuk dibekali sikap mengabdi. Kemampuan mendengar tanpa mengadili, melihat dengan cermat dan memberi masukan pada waktu yang tepat. Namun dasar Limbuk suka melupakan pendidikan sikap yang dibekalkan oleh gurunya.
4. Proses panjang
Siapapun menyadari bahwa membangun penjenamaan diri bukan proses yang instan. Lahir dari proses panjang untuk menghasilkan buah karya yang bermakna. Pengakuan atas kompetensi dibarengi dengan atribut sikap.
Peribahasa pohon dikenali dari buahnya dengan konteks jeruk menjadi penegas. Butuh waktu yang sangat panjang dari sebutir biji ataupun sebatang bibit muda untuk menghasilkan buah jeruk. Apalagi jeruk dengan atribut yang disukai dan bermanfaat.
Kembali mengambil contoh Limbuk. Mendayagunakan fitur pencarian artikel dengan kata kunci Limbuk, muncul 14 artikel dengan judul mengandung kata Limbuk. Mari simak pilahan berdasarkan penulisnya.
Artikel yang mengandung kata Limbuk pada judulnya ditulis oleh 10 orang. Delapan (8) penulis masing-masing menulis 1 artikel, mbak Indria Salim menulis 2 artikel. Nah sisanya 4 artikel alias 28,5% adalah coretan simbok kebun. [Ini mah karena mbak Indria memberi ruang Limbuk kepada simbok]
Perlu sekian warsa si Limbuk muncul dan bertahan dalam judul artikel yang ikut meramaikan jagad Kompasiana. Menjadi bagian dari cagar aksara bukti proses panjang pembelajaran.
Mari tengok: Gendhuk Limbuk dan Ibu Siem Tjiang Nio di Cagar Budaya "House of Sampoerna"