Keluasan berinteraksi membangun medan area pengakuan. Pengakuan dari lingkup yang bukan hanya sejenis memperkuat gema. Pengakuan yang teruji oleh waktu dan lingkup penilai yang berbeda.
Laiknya buah jeruk teruji oleh waktu, keadaan pun ragam penilai. Tidak terdistrak oleh informasi. Jeruk menurut leluhur sekian abad yang lalu tetaplah jeruk menurut genZ. Orange menurut sahabat di UK tetaplah jeruk bagi masyarakat di lereng Merbabu.
Mari tengok: [Serial Gendhuk Limbuk] Dewi Surtikanti dan Tragedi Informasi
2. Kompetensi
Kompetensi menjadi elemen penting dalam penjenamaan diri. Menjadi inti utama yang dijual dari produk. Komponen utama yang tidak membuat orang merasa kecelik kecewa salah menilai dan memilih.
Aneka ukuran dari kompetensi, salah satunya kesesuaian dengan penugasan. Menggambarkan kecakapan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan penugasannya. Melibatkan azas keterukuran.
Semisal nih kalau Limbuk mengaku sebagai penulis dengan kompetensi kebun, apakah tepat? Memang sering mengidentikkan diri dengan simbok kebun. Ini bukan kompetensi.
Lah memang simbok alias perempuan yang ngrabuk (memupuk) di kebun. Namun belum selaras dengan kompetensi kecakapan kebun. Ini bukan cara membangun pengenalan lanjut pengakuan yang tepat.
Kompetensi bukan sesuatu yang statis. Aneka upaya untuk meningkatkan kompetensi bagian dari penajaman penjenamaan diri. Sebagai teladan untuk menulis di Kompasiana terdapat aneka sarana meningkatkan kompetensi menulis.
3. Atribut sikap/attitude