Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ekowisata Grojogan Watu Purbo Kali Krasak dan Narasi Restorasi Lingkungan

4 Juni 2021   22:21 Diperbarui: 7 Juni 2021   20:30 1315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Grojogan Watu Purbo hadir memenuhi lini media sosial. Mengusik keakuan pemirsanya untuk juga memiliki foto diri dengan latar serupa. Grojogan Watu Purbo bermetamorfose menjadi konten wisata.

Ekowisata Grojogan Watu Purbo Kali Krasak dalam Narasi Restorasi Lingkungan

Aneka aliran wisata, salah satunya adalah ekowisata. Wisata berbasis alam. Pengunjung menikmati dan mengagumi keindahan lingkungan alami. Melalui narasi dan pendekatan yang pas ekowisata menjadi bagian eduwisata. Mengasah kepedulian terhadap lingkungan.

Pendekatan yang dirancang secara sadar terencana mengembalikan cara pandang hubungan timbal balik manusia dan alam lingkungan. Menggeser paradigma manusia sebagai penguasa alam menjadi mitra dengan alam lingkungan.

Kosakata restorasi berkaitan dengan makna pemulihan fungsi. Restorasi lingkungan secara mikro dengan kehadiran Grojogan Watu Purbo berkelindan dengan kesatuan komponen G Merapi dan Kali Krasak. Grojogan sebagai penata aliran agar aman.

Melihat, merasakan diharapkan melahirkan kesadaran. Penamaan Grojogan Watu Purbo berkenaan dengan kehadiran batu berukuran raksasa yang bertebaran di badan sungai maupun teras grojogan. Prasasti terlihat nyata menggelindingnya bongkahan batu dari perut Merapi sebagai lahar dingin.

Grojogan Watu Purbo dan seni menumpuk batu mengolah rasa (dokpri)
Grojogan Watu Purbo dan seni menumpuk batu mengolah rasa (dokpri)
Mengolah rasa dari yang terlihat menjadi karya, semisal seni fotografi Grojogan Watu Purbo. Penglihatan dan rasa menghasilkan kesadaran. Dimulai dengan langkah kecil kesadaran pemeliharaan lingkungan sekitar Grojogan Watu Purbo.

Menyadari sebagai tetamu yang menghargai alam dan masyarakat setempat. Langkah restorasi lingkungan sekecil apapun yang dilakukan secara sadar akan berdaya guna. Apalagi kalau berhasil ditularkan kepada sesama.

Nah bagi pembaca Kompasiana yang terusik yook mampir di Grojogan Watu Purbo. Ini cerita saya. Selaku simbok yang hobi blusukan saya mampir di perjalanan Magelang Yogya.

Persis sesudah jembatan Kali Krasak batas Jawa Tengah Yogyakarta, Pasar Tempel mari belok kiri. Ikuti jalur, gerbang Desa Merdikorejo sila belok kiri hingga Pedukuhan Gondanglegi. Penanda Grojogan Watu Purbo persis berada sebelum SD Muhammadiyah Gondanglegi belok kiri.

Menuju Grojogan Watu Purbo (dok pri)
Menuju Grojogan Watu Purbo (dok pri)
Lah mudahnya mengikuti peta dari Google. Wisata ini dikelola oleh Desa. Pengunjung akan dilayani dengan ramah oleh taruna yang bertugas di pos retribusi parkir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun