Tanpa aba-aba, lantunan musik menuntun sekelompok orang bersikap khidmat senyap ataupun bergerak serempak dengan riang. Musik rasa bahasa pemersatu tanpa pemandu.Â
Borobudur pusat musik dunia. Perwujudan perpustakaan alat musik tingkat global. Borobudur Berdawai mendentingkan persatuan tanpa nada  paksa. Mari simak narasinya
Musik sangat lekat dengan siklus hidup manusia. Musik ceria syukur menyambut kelahiran. Pun parade musik mengiringi saat aneka bahagia, semisal pernikahan. Alunan musik yang lain sebagai penanda perpisahan abadi pengingat kematian.
Musik hadir dalam ragam acara budaya. Masyarakat agraris mengenal musik musim panen baik di darat maupun lautan. Harapan dan syukur akan hasil panen diekspresikan melalui permainan alat musik.
Bahasa musik adalah bahasa sosial budaya pemersatu. Masa kecil saya sangat lekat dengan bunyi kenthongan. Ada kentongan nada siaga, ketukan empati duka pun nada titir bertalu-talu tanda bahaya. Bahasa pemersatu tanpa aba-aba verbal.
Beberapa kelompok masyarakat menggunakan musik sebagai sarana kesembuhan, semacam healing music. Ada yang mempercayai sebagai tolak bala sesakit. Sisi lain adalah penghadir rasa tenang dan sumarah yang mempercepat proses penyembuhan.
Musik juga digunakan dalam peperangan yang fair. Menjadi penyemangat menggelorakan sikap ksatria yang sportif. Pun kembali dikumandangkan saat perdamaian dicapai.
Peranan musik dalam tata laku religi sangat kentara. Menghantar suasana  keintiman menempatkan titah dengan Sang Pencipta. Membangun konsentrasi manembah dan menenteramkan jiwa. Membantu ekspresi penyesalan atas pelanggaran dan ketidaktaatan kepada Sang Penuntun.
Visualisasi alat musik pada relief Candi Borobudur menunjukkan peran alat musik dalam kehidupan. Leluhur kita menggunakan musik sebagai bagian dari tata laku religi, kehidupan sosial budaya secara aktif. Menempatkan musik sebagai bahasa komunikasi penyampai pesan.