Sebutan bunga dalam kegiatan bisnis memiliki beberapa pemaknaan. Pedagang bunga dapat berarti bisnis tanaman hias (ornamental plant), bunga potong dan asesorinya (florist) atau bunga tabur. Bunga, kerancuan yang jamak terjadi tanpa mengganggu aliran keran cuan
Bunga-Tanaman Hias
"Bunga itu bagus sekali ya. Daunnya mengkilat apik, sayang getahnya membuat kulit gatal"
Ooh ternyata yang dimaksud adalah Dieffenbachia, tanaman hias populer yang biasa ditanam di pekarangan. Bentuk tajuk dan variasi warna daunnya elok. Daun bahagia atau bunga bahagia, julukannya di bisnis penjual tanaman hias. Kreatif, kesulitan menyebut Dieffenbachia bias menjadi daun bahagia.
Tertarik membaca: Bias Makna Siklus "Ucap, Dengar, Tirukan" dalam Penamaan Tanaman
Tanaman hias (ornamental plant) merujuk kepada tanaman yang memiliki keelokan sehingga digunakan sebagai keindahan, estetika arsitektura pertamanan. Keelokannya bisa dari bagian bunga, batang, bunga, buah bahkan akarnya. Warna, corak, bentuk, tekstur menjadi komponen keindahannya.
Penonjolan keindahannya digunakan sebagai dasar pemilahan tanaman hias bunga maupun tanaman hias daun. Semisal yang sedang ngetren, tanaman hias Monstera pewakil dari tanaman hias daun. Bonsai Adenium mengandalkan pada keunikan akar yang menggelembung seperti ubi.
Nah, penggunaan "bunga" di sini bukan pernyataan morfologi bagian tanaman. Bunga sebagai representasi keindahan sehingga tanaman hias disingkat menjadi "bunga". Masyarakat Jawa Tengah terbiasa menyebut "pethetan" untuk tanaman hias yang dibudidayakan di pekarangan.
Mengingatkan kepada pars pro toto, majas yang menggunakan sebagian dari suatu hal untuk menyatakan semua bagian tersebut. Teladan yang sangat umum adalah "batang hidung" untuk mewakili individu, sesosok utuh manusia. Nah, kata "bunga" pada bahasan ini bukan hanya mewakili individu tumbuhan bunga bahkan masyarakat tanaman.