Bersantai pada hari libur tanpa pergi dari rumah? Mari nikmati pekarangan masing-masing. Sebagai penyuka artikel pekarangan, kali ini akan menyajikan parade Anggrek Bulan (Phalaenopsis) yang ramai bermekaran di teras mini. Anggrek Bulan mewakili dharma dan kesetiaan syukur berkarya.
Setiap waktu mempersembahkan keindahannya masing-masing. Menapaki bulan Maret, belahan bumi di sebelah Utara khatulistiwa menyambut musim semi. Keceriaan kebun mewarnai keseharian.
Begitupun masyarakat di belahan Selatan katulistiwa. Bersiap menyambut musim gugur. Parade meluruhnya dedaunan seraya mempersembahkan aura kecantikan warna-warninya.
Penghuni kawasan tropika dapat menikmati keindahan tanaman di sepanjang tahun. Amatan sempit saya, pada bulan Februari berulang terjadi suguhan parade Anggrek Bulan. Pada dasarnya jenis Anggrek Bulan tidak mengenal musim, dapat berbunga sepanjang tahun.
Hanya setiap Februari rasanya setiap pokok Anggrek Bulan di pekarangan mini saya mempersempahkan kuntum dan ramai bermekaran.Â
Kebiasaan jeprat-jepret dengan kamera telepon genggam, menjadi bagian dokumentasi. Menyediaakan informasi awal sebaran waktu mekarnya Anggrek Bulan di rumah.
Parade Anggrek Bulan di teras mini
Beberapa waktu lalu para sahabat kebun singgah ke rumah dan bersemangat pepotoan di pojok teras. Kebetulan pojok Anggrek Bulan sedang parade unjuk bunga.Â
Aneka warna dari putih polos berukuran lebar, ungu garis, ungu polos sedikit menua, kuning berlidah ungu, kuning kecokelatan serta cokelat muda berbintik cokelat.
Baru menyadari betapa berharganya sekeping label yang bergantung di pot saat membeli tanaman. Saat ditanya ini jenis apa ya atau silangan antara apa dengan apa, saya gelagepan karena nggak ngeh tentang anggrek hanya suka memandangnya saja.
Sekeping label inilah yang menjelaskan silsilah tanaman anggrek yang dilepas oleh para breeder alias pemulia anggrek. Padahal para pemulia sudah berlelah payah menyematkannya. Menjadi peringkas karakter Anggrek Bulan empunya label.
Bukan hanya keluarga kuning kecokelatan yang ingin unjuk diri, nah ini dia kelompok ungu. Terima kasih untuk kerja keras para pemulia, kini dapat dinikmati variasi ungu. Mulai dari polos, bergurat halus, berbintik halus hingga totol menawan.
Seandainya simbok kebun sedikit lebih rajin menyiapkan larutan pupuk siap semprot. Komposisi cukup N untuk menopang pemeliharaan daun saat tanaman usai berbunga.Â
Lanjut dengan komposisi cukup P dan K untuk pembungaan setelah tanaman cukup beristirahat. Pastinya senyum seri bunga Anggrek Bulan ini lebih merekah.
Sisi indah dan sisi butuh perhatian
Salah satu alasan saya menyukai Anggrek Bulan adalah masa pajang bunga yang lama. Bunga yang sangat awet. Sejak mekar bunga pertama hingga semua bunga rontok sekitar 2-3 bulan. Setiap hari dapat menikmati keindahannya, mengagumi perkembangannya.
Bagaimana mengelola pembungaan? Untuk tanaman yang kuat sehat, terlihat dari kekokohan daun, usai masa berbunga dapat dipotong pada tangkai bagian atas.Â
Akan tumbuh cabang baru yang mempersembahkan kenop bunga baru. Pengalaman di rumah, bisa sampai pembungaan 3 periode dari tangkai bunga yang sama.
Apabila ingin mengistirahatkan tanaman, semisal terlihat tanaman lelah, mari potong tangkai bunga dari pangkalnya. Nah 'kan belajar mengenali bahasa tanaman yang lelah. Pertumbuhan daun diperbaiki. Imbalannya, tanaman akan mempersempahkan tangkai tandan bunga baru yang besar dan kokoh.
Penerapan pola semampunya alias seni berkebun ini menunjukkan hasil, tiada hari tanpa anggrek bulan mekar. Melalui rotasi penataan waktu berbunga. Nah seperti di awal tulisan disebutkan, bulan Februari lebih dari 90% tanaman Anggrek Bulan di rumah mekar, serasa parade.
Tak selamanya tanaman anggrek mempersembahkan seri indahnya. Kadang juga menunjukkan seri butuh perhatian. Semisal tidak mulusnya mahkota bunga. Ooh ternyata ada pengerat kecil, perlu rajin menyianginya sehingga tidak perlu semprot menyemprot.
Pembelajaran parade Anggrek Bulan
Parade anggrek di pekarangan mini ini mengisahkan tentang dharma. Dharma tanaman anggrek adalah berbunga, bagaimanapun kondisi tanamannya. Kepekaan sang penyiram memperhatikan tanaman asuhannya digelitik dengan pembuktian dharma yang terus menerus.
Melihat tanaman yang beberapa kurus tetap semangat mempersembahkan bunga, sedikit menampar simbok kebun untuk bagaimana mempersembahkan bunga hidup dalam keluarga kebun. Si anggrek mengajarkan tumbuh adalah kesempatan bagaimana menjadi berkat bagi lingkungan penikmatnya.
Terima kasih jajaran anggrek yang setia berkembang, yang mengingatkan pada dharma berbunga dan berbunga apapun kondisinya. Mengingatkan untuk siap memelihara bila berani menanamnya hehe..... Mangga dinikmati parade mini ini.
Sahabat kebun Kompasiana hobi memelihara Anggrek Bulan? Berbagi kiat yook. Salam berkebun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H