Pasar menjadi perjumpaan antar produk, baik lokal maupun dengan pendatang entah dari daerah tetangga atau negeri jauh. Produk lokal berpacu meningkatkan kualitas agar menjadi raja di rumah sendiri. Nilai kelokalan yang tidak luluh dengan senggolan asing.
Nah kan, melongok sejenak di pekan Tigaraja, Parapat. Menyesap sebagian dari keunikan tatanan masyarakat sekitar. Lidah dan perut dimanjakan, mata juga tergoda dengan keramahan eda pedagang. Hati dan pikiran pun ikut mendapat usapan gizi budaya lokal.
Kini saat mengenang kunjungan itu, hati berdesir. Eh jangan-jangan terjadi tombis (senggolan) dengan Ompung Boru (nenek) si Poltak saat beliau membeli sepatu spartakus untuk cucunya. Ah, sungguh pengalaman berharga di Onan Tigaraja.
Sejatinya, pasar tradisional yang dinamis menyesuaikan dengan tuntutan zaman menjadi ajang penanaman cinta produk dalam negeri.Â
Cinta yang dibangun bukan sekadar fanatik dan gampang anti dengan produk lain. Gerakan cinta pasar tradisional yang dikondisikan bukan sekadar latah gaya, namun terdapat edukasi yang terencana tertata. Seperti di daerah lain, pasar juga menjadi bagian dari sumber dan penyebaran informasi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H