Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pembelajaran "Zero Run Off System" dari Cagar Budaya Nasional Lawang Sewu

25 Februari 2021   14:11 Diperbarui: 26 Februari 2021   03:28 2843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampungan air hujan di ruang bawah tanah bangunan Lawang Sewu (dok pri)

Air hujan, tentunya besaran curah hujan dapat dihitung dengan data dari instansi terkait. Memperhitungkan fluktuasi curah hujan tahunan dengan rentang waktu sesuai dengan fungsi bangunan.

Curahan air hujan dari atap di tampung pada talang terbuka dengan ukuran lebar 40 cm. Kemudian disalurkan melalui pipa tertutup ke bawah tanah yang berada di basement bangunan B. Kemudian air tersebut dipergunakan kembali setelah diproses, semisal untuk penyiraman taman.

Kereen sekali, menerapkan konsep yang kini disebut TRMA. Tampung, resapan, manfaatkan dan sisanya alirkan dengan aman. Tidak semua air hujan di kawasan dimasukkan ke ruang bawah tanah.

Mari simak pembuangan kelebihan air hujan dari lantai bangunan. Pada tiap-tiap lantai di bagian selasar dibuat aliran-aliran dari beton untuk menampung air hujan. Kemudian dibuang ke bawah tanah melalui selokan terbuka dari beton dengan ukuran lebar 40 cm. Tentunya diperlukan pemeliharaan secara berkala.

Selain pengelolaan air hujan pada bidang bangunan juga dirancang pembuangan air untuk kawasan terbuka di sekitar bangunan. Untuk drainase air hujan pada bagian ruang luar umumnya menggunakan peresapan setempat.

Tidak hanya pengelolaan air hujan pada bangunan dan pekarangan terbuka yang dirancang apik. Menapisnya, sekeliling kawasan juga dikitari parit kecil dengan out let menuju parit lingkungan. Parit terluar ini menjadi saluran penangkal banjir yang dapat terlihat dengan jelas oleh pengunjung

Pengelolaan Air bersih dan air kotor

Menyadari air bersih adalah nyawa kehidupan. Air bersih untuk kawasan ini pada zamannya diperoleh / diambil dari sumur besar di luar site. Demi keamanan, air bersih langsung di pompa menuju tandon yang berada di atas bangunan menara kembar kemudian baru disalurkan ke seluruh bangunan (sistem down feet).

Menara kembar sebagai tandon air bersih (dok pri)
Menara kembar sebagai tandon air bersih (dok pri)
Kombinasi arsitektura bangunan yang apik dengan keselamatan air bersih dapat dinikmati jejaknya hingga kini. Menara kembar yang terlihat anggun sebagai fasad depan. Apalagi dinikmati dari kawasan Tugu Muda di malam hari.

Bagaimana dengan pengelolaan air kotor? Air kotor langsung disalurkan keselokan yang ada di sekitar site. Semua dialirkan melalui pipa yang ditanam di dalam tanah, sanitasi lingkungan yang apik. Mereduksi pemandangan kurang elok dan polusi bau.

Air kotor tidak bercampur dengan air hujan di ruang bawah tanah. Penataan dengan menyesuaikan kapasitas tampung dan kapasitas pembuang air di lingkungan. Dipadu dengan keelokan arsitektura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun