Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Antara Stupa Es di Himalaya dan Embung di Daerah Karst, Kearifan Lokal Menyiasati Kekeringan

30 Agustus 2020   18:32 Diperbarui: 29 September 2020   16:58 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Embung mini pemanen air hujan (Dokpri)

Kearifan lokal yang mengajak berdamai dengan anugerah alam. Tidak selalu memaknainya sebagai masalah.

Modifikasi embung

Teknologi embung bukan hanya monopoli daerah karst. Sering mejumpai di daerah dengan karakter sedikit berbeda. Persamaannya adalah upaya memanen air hujan untuk pengairan lahan pertanian.

Menikmati embung di daerah agrowisata buah. Pola sedikit diubah. Posisi embung justru berada di puncak perbukitan. Kapasitas embung disesuaikan dengan besaran air hujan yang dapat ditampung. Dasar embung dimodifikasi dengan lapisan kuat kedap air.

Hanya sebagai pemahaman dasar. Bobot isi air adalah 1g/ml. Maknanya berat 1m kubik air setara dengan 1 ton. Sehingga kekuatan lapisan penahan air sangat berkaitan dengan kapasitas embung.

Embung mini pemanen air hujan (Dokpri)
Embung mini pemanen air hujan (Dokpri)
Saat ditanyakan, lah bukankah relatif mahal membuat embung di bagian puncak? Sang empunya lahan dengan santai menjawab, memang mahal pada tahap investasi awal. Namun operasional penyaluran air menjadi lebih murah, cukup dengan gaya gravitasi dari embung ke lahan pertanian.

Embung di Suphattra Land Thailand (Dokpri)
Embung di Suphattra Land Thailand (Dokpri)
Tidak hanya di Indonesia, teknologi embung juga banyak diterapkan pada beberapa daerah yang memiliki potensi air hujan cukup. Memanen air hujan, menyimpan dan menyalurkan sesuai kebutuhan. Beberapa embung menjadi komponen pariwisata.

Wasana kata

Alam menyediakan materi untuk menangani masalah lokal. Mengolah pengetahuan lokal menjadi kearifan dan teknologi yang khas setempat. Bila memungkinkan direplikasi di daerah lain, mengapa tidak?

Sebagai back up dimuat di blog pribadi dengan pengubahan seperlunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun