Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Antara Rendang dan Coto Makassar, Budaya Leluhur Nusantara

15 Agustus 2020   22:21 Diperbarui: 16 Agustus 2020   11:07 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Coto Makasar (sumber:fooddetik.com)

Usai menyantap Rendang juga Coto Makassar yang lumayan berat. Mari coba kuliner yang lebih ringan rasanya. Minuman hangat atau dingin? Bagaimana kalau segelas bir pletok sebagai penutup.

Bir apa yang tidak membuat mabuk? Bir pletok tentunya. Minuman yang lekat dengan rakyat. Sekumpulan peronda yang menjaga keamanan memerlukan minuman yang menghangatkan dan menjaga stamina.

Ilustrasi bir pletok, khas Betawi. (SHUTTERSTOCK/ARIYANI TEDJO)
Ilustrasi bir pletok, khas Betawi. (SHUTTERSTOCK/ARIYANI TEDJO)
Diraciklah minuman yang berasal dari campuran aneka rempah. Jahe, cengkeh, biji pala, kapulaga, kayumanis, sere, daun pandan. Estetika tampilan diungkit dengan warna merah menyalakan semangat. Berasal dari pewarna alami serutan kayu secang.

Racikan rempah untuk bir pletok khas betawi.(KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA)
Racikan rempah untuk bir pletok khas betawi.(KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA)
Zat warna merah yang terkandung dalam kayu secang (Caesalpinia sappan L.) , dikenal sebagai senyawa golongan brazilin yang bersifat antioksidan. Selain itu kayu secang juga diketahui bersifat anti bakteri.

Imajinasi suara pletok saat toewan Belanda membuka botol bir, menjadi inspirasi penamaan bir pletok. Minuman lokal kaya manfaat sarat kearifan lokal. Tak lekang oleh zaman, kontekstualisasi penyajian selaras zaman. Kini cukup banyak hotel yang menyajikan bir pletok sebagai minuman selamat datang sambut tetamu.

Nah, bir pletok mendapat penetapan sebagai warisan budaya takbenda tingkat Nasional pada tahun 2014 dengan noreg 201400127. Pengusungnya adalah Jakarta.

Nah inilah Rendang, Coto Makassar serta Bir Pletok bagian dari cagar kuliner. Warisan budaya takbenda tingkat Nasional. Masih banyak jenis kuliner lain yang juga mendapat penetapan sebagai warisan budaya takbenda. Keberadaannya dilindungi oleh perundangan.

Mari bergiat perkenalkan dan rawat kelestarian menu lokal. Bagian dari kekayaan budaya. Racikan khasiat yang tertata secara logika, disajikan memenuhi kaidah etika dan estetika. Serta memuat filosofi harmoni.

Salatiga, 15 Agustus 2020. Salam kuliner Nusantara. Selamat berakhir pekan.

Sumber: (1), (2), (3)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun