Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Antara Rendang dan Coto Makassar, Budaya Leluhur Nusantara

15 Agustus 2020   22:21 Diperbarui: 16 Agustus 2020   11:07 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rendang (Foto:emak LJ, dok pri)

Unsur santan yang memberi rasa gurih melambangkan 'Cadiak Pandai' atau cendekiawan. Pemberi tuntunan pemecahan masalah secara keilmuan. Ilmu kehidupan yang diperas dari pengetahuan dan kearifan.

Rasa pedas yang tegas dan pas, berasal dari lado alias cabai. Wujud filosofi sosok alim ulama atau agamawan yang tegas, serta fokus dalam menegakkan kebenaran.

Kelezatan rendang ditopang oleh aneka bumbu. Ada rimpang jahe, lengkuas, berpadu dengan umbu bawang, buah cabai, pala serta bebijian semisal jintan. Keberagaman yang menggambarkan masyarakat.

Setiap komponen berpadu dalam belanga. Peran tetua, agamawan, ilmuwan dan masyarakat yang diaduk menjadi padu harmoni selaras. Pemasakan yang memakan waktu cukup lama. Proses panjang bukan instan sekejap.

Rendang juga mewujud dalam kepedulian. Saat terjadi bencana alam, rendang juga hadir menyapa sahabat yang berduka. Donasi lauk rendang yang awet menjadi salah satu pilihan.

Coto Makassar bukan hanya untuk pembesar

Ragam soto Nusantara luar biasa banyaknya. Hampir setiap wilayah memiliki kekhasannya. Begitupun Coto Makassar yang akrab dengan jerohan dan berkuah kental, gurih menggoda. Dilaporkan mempergunakan 40 ragam bumbu dan rempah Nusantara.

Coto Makasar (sumber:idntimes.com)
Coto Makasar (sumber:idntimes.com)
Konon sejarah Coto Makassar dicatat sejak Abad ke 16. Interaksi menu kerajaan dan masyarakat. Juga diwarnai oleh akulturasi kuliner Tiongkok. Disajikan dengan buras dari beras. Bukan hanya kelezatan untuk pembesar. Kini dapat disantap oleh siapapun. Keterbukaan, nilai kearifan budaya yang diusung oleh Coto Makassar.

Serasa belum sah hadir di Makassar tanpa menyantap Coto Makassar. Pastinya juga banyak disajikan di daerah lain. Coto Makassar bukan hanya milik masyarakat Sulsel, menjadi kekayaan warisan budaya yang dikenal seantero Nusantara. Maskapai Garuda menjadikannya sebagai salah satu pilihan menu.

Coto Makassar, ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda tingkat Nasional pada tahun 2015 dengan noreg 201500277.

Bir Pletok, kearifan lokal Betawi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun