Satu hal kecil yang perlu diawas adalah, jangan sampai masuk ke kuadran ini karena rumusan judul yang clickbait negatif. Antara judul yang sensasional namun kurang dukungan isi yang memadai. Walah, kurang tahu bagaimana ciri khasnya. Beberapa artikel membahasnya dengan detail.
Sebaliknya, bagaimana dengan penulis artikel berlabel pilihan yang menilai diri kurang pembaca? Hal ini digambarkan di kuadran II. Bukan hal mustahil, artinya pelabelan tidak serta merta mendongkrak jumlah pembaca.
Pembaca adalah pribadi yang bebas. Memiliki kewenangan memilih apa yang hendak dibacanya. Keterbatasan waktu menjadikannya selektif memilih artikel. Sebagai penulis yang sekaligus pembaca bukankah kita juga melakukannya.
Artikel pilihan pembaca tidak selalu selaras dengan pilihan pengelola. Para pengelola penerbitan buku senang memilah pembaca potensial dari suatu artikel.Â
Ada sebutan 'ceruk sempit dalam' artinya ada peminat meski sedikit dan berlangsung lama. Lah kalau ceruk sempit pun dangkal, hehe jumlah pembaca sedikit dan hanya sesaat.
Bisa jadi masalah komunikasi dengan pembaca. Artikel adalah tulisan yang bercerita. Mampu memikat pembaca melalui diksi dan isi. Tanpa maksud meniadakan promosi publikasi.
Merujuk artikel dengan minat khusus. Namun di tangan penulis terampil, artikel dengan minat khusus dapat disajikan dengan sangat menawan dan memikat sangat banyak pembaca. Banyak contoh artikel semacam ini di Kompasiana.
Wasana kata
Untuk sahabat kebun sesama pembelajar menulis, mari berproses bersama. Pelabelan artikel dan jumlah pembaca tak selalu berjalan seiring. Mari menulis dan meningkatkan keterampilan menulis dan menyapa pembaca melalui tulisan. Salam bahagia melalui membaca dan memulis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI