Seni menjinakkan air tetap menjadi tantangan hingga kini. Tak jarang menjadi bulan-bulanan sajian gorengan isue politis. Tulisan ringan ini tak hendak menyoalnya.
Poseidon dengan seni menjinakkan air mewujud dalam aneka tataran. Mulai dari global, regional hingga ranah individual. Masing-masing memerlukan seni tersendiri sesuai dengan kapasitasnya. Ini adalah ranah "Poseidon Darat" karena menyoal air daratan.
Seni menjinakkan air pada tataran global-Nasional. Tentunya diperlukan grand design yang utuh. Memadukan aneka sumberdaya untuk kepentingan besar. Tak berbekal kapasitas, tak hendak menyoalnya agar tidak bias.
Seni menjinakkan air pada tataran regional-parsial. Kaidahnya tidak berbeda banyak dengan kepentingan global. Pembeda dalam skala teba kelola. Kompleksitas disesuaikan dengan karakter wilayah.
Tetap diperlukan rancangan yang padu antar sektor maupun kewilayahan. Takkan berani mengulik rinci tanpa kapasitas yang memadai. Biarlah Poseidon Darat  penjinak air yang melakukannya dengan apik.
Sebagai orang awam penyuka rawa, terpikat dengan bentang alam Jabodetabek. Paduan antara Laut Utara Jawa, disambung dengan dataran hingga ke Gunung Salak, Pangrango di Selatan. Terbayang pergerakan uap air hingga kondensasinya dan Bogor sebagai kota hujan.
Lansekap Jabodetabek sungguh apik. Keberadaan rawa sebagai cekungan penyimpan dan penata limpahan air. Pernah menuliskannya dalam Jabodetabek kawasan seribu rawa, riwayatmu kini. Pastinya para pakar pelaku penjinak air mengenali dan merumuskan seni pengelolaannya.
Masih dalam sempilan parsial bahkan hanya spot sangat mikro. Kembali amatan kepo penyuka pinggiran kali menyajikan pengelolaan spot kali. Semisal seribu cinta untuk kali Blongkeng-Magelang, ekowisata di taman bendungan, dan pesona bendung Tirtanadi.
Seni menjinakkan air pada tataran personal-individual. Personal-individual dapat berupa perorangan, keluarga hingga instansi tunggal. Memadukan seni mengelola air yang diterima dan menggunakannya dengan bijak.
Cukup banyak instansi yang melakukannya. Semisal di Bandara A. Yani Semarang. Pengunjung kamar kecil dapat mengamati dan merasakan hasil karya Poseidon penjinak air lokal. Air untuk flush adalah hasil daur ulang yang berbeda keran dengan air bersih.
Nah yang ini dapat dilakukan oleh penjinak air personal. Penerapan lubang resapan biopori (LRB) yang digagas dan dipoluperkan oleh Bapak Kamir Raziudin Brata. Beliau pengajar pada Program Studi Ilmu Tanah di IPB. Melalui LRB beliau menerima penghargaan kalpataru tahun 2015.