Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menyelisik Kearifan Lokal "Pageblug", "Ajian", dan "Mesu Diri" dalam Kaitannya dengan Pandemi Covid-19

16 Maret 2020   20:44 Diperbarui: 1 Oktober 2020   15:40 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustasi (Shutterstock via KOMPAS.com)

Bahasa teknis yang segera tiwikrama berubah secara mengerikan menjadi bahasa kepanikan. Aksi borong tak jarang dibarengi dorong antar pembeli. Saatnya kesetiakawanan diuji dan diwujudnyatakan.

Ajian dalam Perspektif Kekinian
Nenek moyang memberikan teladan bahwa setiap pagebluk memiliki penangkalnya berupa ajian. Ajian berupa mantra karunia sang maha supra natural. Ataupun dari senjata sakti yang memiliki daya mumpuni.

Ajian, berasal dari kata dasar aji atau sesuatu yang sangat berharga. Berupa benda ataupun tindakan yang sangat efektif mengatasi maupun benangkal wabah penyakit. Berasal dari alam maupun campur tangan dari para linuwih (seseorang yang memiliki kelebihan).

Merespons Covid-19, betapa kita bersyukur begitu banyak para linuwih yang mendedikasikan dirinya. Memolakan inkubasi, masa puncak serangan hingga penurunan. Memadukannya dengan ketersediaan peralatan medis. Meracik langkah mitigasi.

Kesigapan Rumah Sakit, dokter dan tenaga paramedis bagian dari ajian untuk mengatasi pageblug ini. Almarhum Dokter Li Wenliang, dokter mata di sebuah rumah sakit di Wuhan, kota di pusat penyebaran virus adalah salah seorang linuwih.

Ajian lain berupa aneka langkah antisipasi, penanganan sanitasi diri. Alam juga menyediakan diri semisal penyediaan empon-empon sebagai bagian menjaga stamina. Daun sirih (Piper betle) ditengarai terbukti mengandung aneka senyawa bermanfaat baik sebagai antiseptik, antibakteri nabati.

Tentunya dibutuhkan banyak orang mumpuni yang menyajikan serangkaian ajian untuk 'menjinakkan' Covid-19 ini. Tidak hanya ajian sejati, dalam kondisi riuh juga muncul 'ajian ngasal' semisal maraknya masker bekas dan aneka ujaran yang belum teruji.

Beredar 'orang linuwih bayangan' yang menyebar 'ajian ngasal' di aneka lini media massa. Betapa setiap detik media digelontor aneka info. Kadang membutuhkan waktu untuk menyeleksinya. Beberapa malah mengaburkan informasi yang sungguh penting.

Kinipun muncul gerakan SPK stop posting korona. Aneka postingan yang menyuburkan kekawatiran yang berlebih kadang menutup rasa waspada. Waduh, semoga artikel ini tidak menambah bising informasi. Mencoba menyorot dari sisi lain dan menempatkan dalam proporsinya.

Mesu Diri dalam Perspektif Kekinian
Ajian unggul dilakukan oleh pribadi yang bersedia mesu diri. Pada zamannya, mesu diri dilakukan dengan jalan sunyi, bertapa jiwa raga. Mendekatkan diri kepada Hyang Maha untuk mendapat pencerahan yang berguna bagi kepentingan luhur bersama.

Begitupun kini, ajian untuk mengatasi setiap jenis pageblug kekinian juga merupakan buah pikir dan ketulusan banyak pihak. Mesu diri kekinian yang bermakna mengerahkan seluruh potensi diri. Menyerahkannya dalam tuntunan terang Illahi. Sehingga ajian yang dihasilkan efektif berdaya guna bagi kemanusiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun