Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Gili Pesona dan Wangi Kopi Pinanggih, Berkah Dusun Jrakah

11 November 2019   09:30 Diperbarui: 14 November 2019   04:05 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Percontohan kambing Etawa (dok pri)

Menikmati sejuknya lereng gunung Telomoyo, menatap Rawa Pening seraya menyeruput wangi kopi ditemani gula aren. Semua produk lokal dari dusun Jrakah. Bukankah ini bagian dari negeri yang berlimpah susu dan madu?

Bermula dari tugas mengantar teruna kebun yang hendak nyantrik di Dusun Jrakah, Desa Kebundowo, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Bapak Ahmad Yani, kepala desa yang ahli kehutanan menerangkan kondisi fisiografi lahan yang beragam. Dari tepian rawa hingga perbukitan.

Dipandu Pak Haryono, kepala dusun yang energik kami mulai mendaki. Meliuk merambati kaki gunung Telomoyo. Membelah tebing dengan tegakan sengon, pohon aren yang menaungi perdu kopi.

Alamak....indahnya menatap hamparan Rawa Pening dari ketinggian. "Tahan sebentar, mari sedikit menanjak", ajak Pak Haryono. Kamipun menapaki jalanan menanjak beraspal halus. Mari lanjut menghitung tangga saat melewati rolak 81 menuju Gili Pesona.

Gili Pesona, berkah dusun Jrakah

Gili Pesona? Bukankah gili sering dikaitkan dengan sebutan pulau? Ini adalah bagian punthuk atau puncak bukit kecil yang ditata model kekinian.

Gili Pesona menjadi penanda Dewi Lipos. Desa Wisata Gili Pesona. Sebagai lokomotif gerbong perkembangan dusun. Wisata berbasis ekologi setempat, trend ekowisata.

Mendaki Rolak 81 (dok pri)
Mendaki Rolak 81 (dok pri)
Sedikit lelah mendaki, terobati oleh luasnya pandangan dari Gili Pesona. Menatap ke arah kanan terlihat hamparan Rawa Pening. Dinamika saat meluap dan menyusut terlihat dari sini.

Nenatap G. Ungaran dari Gili Pesona Jrakah (dok pri)
Nenatap G. Ungaran dari Gili Pesona Jrakah (dok pri)
Menengok ke arah kiri, menjulang Gunung Ungaran yang menaungi lembah di sekitarnya. Desa Kebondowo berada di tepian Rawa Pening dan lembah dari Gunung Telomoyo dan Gunung Kelir.

Panorama terbagus adalah sore hari, silakan berada di lokasi sekitar pukul 17an. Menikmati pemandangan tentunya akan dibarengi dengan mengabadikannya dan mewartakan melalui media sosial.

Gili Pesona ditata dengan model ramah pemberitaan. Tersedia gardu pandang yang terbangun dari rangkaian bambu. Mohon diingat ya, kekuatan bambu dan model permukaan kulit bambu yang relatif licin saat hujan.

Rawa Pening dari gardu pandang Gili Pesona (dok pri)
Rawa Pening dari gardu pandang Gili Pesona (dok pri)
Pak Kadus bercerita, wisata ini dikelola oleh para pemuda dari wadah Karang Taruna dan kelompok sadar wisata (pokdarwis). Juga melibatkan kelompok wanita tani. Tak heran tempat ini wira-wiri di media sosial.

Pak Kadus Jrakah dan pengembangan potensi lokal (dok pri)
Pak Kadus Jrakah dan pengembangan potensi lokal (dok pri)
Menikmati ketinggian sekitar 850 meter di atas permukaan laut (m dpl) ditemani secangkir kopi hangat, membuat semakin betah. Ini dia kopi lokal dengan sebutan kopi Pinanggih sebagai ikon Jrakah. Kopi Robusta dari lereng Gunung Telomoyo.

Rasa kopi akan semakin lekat saat diminum dengan gula terpisah. Potongan gula aren disertakan bersama secangkir kopi. Mari gigit sepucuk gula aren lalu teguk kopi hangatnya. Meninggalkan sensasi yang khas saat kopi pinanggih (bertemu) dengan gula aren di mulut.

Gili Pesona menjadi berkah bagi dusun Jrakah. Setiap wilayah memiliki potensinya sendiri. Mengenali, menata potensi untuk kemakmuran bersama warga adalah seni mengelola berkah. Begitupun aliran pengunjung ke taman alam Gili Pesona.

Selalu ada rasa awas dengan kunjungan dari luar. Berharap ada kerjasama antara pengunjung dan pengelola untuk kelestarian alam Jrakah. Sebagian pengunjung lebih pada penikmat yang melebihi dari rasa mengasihi alam.

Kebaikan dan kemurahan hati warga dusun Jrakah membagi tempat menikmati alam yang apik, mari kita sambut dengan syukur pemeliharaan. Loko penarik berupa ekowisata ini menjadi penarik gerbong aneka hasil bumi dusun Jrakah.

Hasil bumi dusun Jrakah

Masih dari puncak Gili Pesona, terlihat kerimbunan pohon cengkih. Salah satu kekayaan alam penopang ekonomi warga. Juga suburnya pohon kelengkeng. Rata-rata pohon kelengkeng berukuran raksasa penanda umur  dewasa menuju tua tanpa regenerasi.

Alpukat lebat di pekarangan warga dusun Jrakah (dok pri)
Alpukat lebat di pekarangan warga dusun Jrakah (dok pri)
Pak Kadus membabar cerita, era keemasan kelengkeng sudah bergeser. Kini penduduk lebih mengusahakan buah alpukat. Beliau membawa kami ke pohon alpukat yang besar dan subur, tiada henti berbuah sepanjang musim. Begitu pula jajaran pohon yang lebih muda siap menjadi penerusnya.

Aroma wangi bunga kopi masih samar tercium. Tandan bunga putih mulai terlihat melayu. Terbayang saat bunga mekar penuh alangkah wanginya. Melewati jajaran rumah penduduk, terlihat tampah penjemur buah kopi.

Wangi kopi pinanggih (dok pri)
Wangi kopi pinanggih (dok pri)
Inilah bahan baku kopi Pinanggih yang dipetik dari muah merah dan dikemas apik per 100 g. Menjajal 2 pak kopi @15K yang cukup terjangkau. Perut hangat oleh aliran wedang kopi, mari membawanya untuk buah tangan. Pemasaran digital telah dilakukan untuk mendekatkan diri kepada konsumen. Tersedia juga loh kemasan jahe siap seduh.

Sebagai lereng gunung Telomoyo, terlihat tanaman aren. Dusun Jrakah juga produsen gula aren. Para perajin menderes nira dan mengolahnya.

Melihat di kebun ada hamparan kulit buah aren. Penduduk mengambil bijinya yang kita kenal sebagai kolang-kaling dan menghamparkan limbah kulit buah sebagai pupuk di kebun. Gerakan daur ulang yang spontan.

Terlihat beberapa penduduk bertanam panili di kebun. Beberapa dirambatkan pada tanaman alami. Beberapa menanamnya secara khusus di polibag dengan bantuan rambatan. Semoga si emas kebun, panili juga menjadi bagian dari kemakmuran.

Percontohan kambing Etawa (dok pri)
Percontohan kambing Etawa (dok pri)
Bertanam tentunya membutuhkan pupuk kandang untuk memelihara kesuburan tanahnya. Deretan kandang percontohan kambing etawa terlihat di pekarangan warga dekat rumah Pak Kadus. Sinergi antara ternak, tanaman untuk upaya berkelanjutan.

Sinergi Ekowisata-Agriwisata memelihara lingkungan

Dewi Lipos, ekowisata taman alam Gili Pesona, wisata berbasis pemandangan alam. Wisata yang mengandalkan pemeliharaan kelestarian alam. Spot yang langsung menggelitik dan menyedot perhatian pengunjung. Ekowisata Telomoyo sisi wajah Rawa pening.

Bersamaan itu, potensi alam khas dusun Jrakah juga memiliki kekhasan potensi agro. Sementara yang teramati. Kopi mulai dari kebun hingga pemrosesan. Aren dari lahan hingga perajin gula dan kolang kaling.

Belum lagi potensi kelengkeng, buah alpukat. Juga peternakan kambing Etawa. Integrasinya memungkinkan pengembangan agrowisata. Mulai dari aspek pendidikan hingga ekonomi dan ekologi lingkungan lestari.

Sinergi ekowisata Gili Pesona dan agriwisata yang apik menjadi saluran berkah warga di dusun Jrakah. Akan mengait sektor lain semisal penginapan model homestay.

Terlihat beberapa rintisan penyediaan homestay. Saat kami berbincang dengan Pak Kadus, beliau menjelaskan kalau pengelola Kopi Pinanggih sedang bergiat di pelatihan homestay.

Semakin memikat menikmati ekowisata Gili Pesona, belajar agrowisata dan belajar langsung dari kehidupan warga dusun Jrakah dengan menginap di rumah warga. Gili Pesona dan Wangi Kopi Pinanggih, Berkah Dusun Jrakah. Bagian dari negeri berlimpah madu dan susu.

Salam lestari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun