Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Gili Pesona dan Wangi Kopi Pinanggih, Berkah Dusun Jrakah

11 November 2019   09:30 Diperbarui: 14 November 2019   04:05 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rawa Pening dari gardu pandang Gili Pesona (dok pri)

Rawa Pening dari gardu pandang Gili Pesona (dok pri)
Rawa Pening dari gardu pandang Gili Pesona (dok pri)
Pak Kadus bercerita, wisata ini dikelola oleh para pemuda dari wadah Karang Taruna dan kelompok sadar wisata (pokdarwis). Juga melibatkan kelompok wanita tani. Tak heran tempat ini wira-wiri di media sosial.

Pak Kadus Jrakah dan pengembangan potensi lokal (dok pri)
Pak Kadus Jrakah dan pengembangan potensi lokal (dok pri)
Menikmati ketinggian sekitar 850 meter di atas permukaan laut (m dpl) ditemani secangkir kopi hangat, membuat semakin betah. Ini dia kopi lokal dengan sebutan kopi Pinanggih sebagai ikon Jrakah. Kopi Robusta dari lereng Gunung Telomoyo.

Rasa kopi akan semakin lekat saat diminum dengan gula terpisah. Potongan gula aren disertakan bersama secangkir kopi. Mari gigit sepucuk gula aren lalu teguk kopi hangatnya. Meninggalkan sensasi yang khas saat kopi pinanggih (bertemu) dengan gula aren di mulut.

Gili Pesona menjadi berkah bagi dusun Jrakah. Setiap wilayah memiliki potensinya sendiri. Mengenali, menata potensi untuk kemakmuran bersama warga adalah seni mengelola berkah. Begitupun aliran pengunjung ke taman alam Gili Pesona.

Selalu ada rasa awas dengan kunjungan dari luar. Berharap ada kerjasama antara pengunjung dan pengelola untuk kelestarian alam Jrakah. Sebagian pengunjung lebih pada penikmat yang melebihi dari rasa mengasihi alam.

Kebaikan dan kemurahan hati warga dusun Jrakah membagi tempat menikmati alam yang apik, mari kita sambut dengan syukur pemeliharaan. Loko penarik berupa ekowisata ini menjadi penarik gerbong aneka hasil bumi dusun Jrakah.

Hasil bumi dusun Jrakah

Masih dari puncak Gili Pesona, terlihat kerimbunan pohon cengkih. Salah satu kekayaan alam penopang ekonomi warga. Juga suburnya pohon kelengkeng. Rata-rata pohon kelengkeng berukuran raksasa penanda umur  dewasa menuju tua tanpa regenerasi.

Alpukat lebat di pekarangan warga dusun Jrakah (dok pri)
Alpukat lebat di pekarangan warga dusun Jrakah (dok pri)
Pak Kadus membabar cerita, era keemasan kelengkeng sudah bergeser. Kini penduduk lebih mengusahakan buah alpukat. Beliau membawa kami ke pohon alpukat yang besar dan subur, tiada henti berbuah sepanjang musim. Begitu pula jajaran pohon yang lebih muda siap menjadi penerusnya.

Aroma wangi bunga kopi masih samar tercium. Tandan bunga putih mulai terlihat melayu. Terbayang saat bunga mekar penuh alangkah wanginya. Melewati jajaran rumah penduduk, terlihat tampah penjemur buah kopi.

Wangi kopi pinanggih (dok pri)
Wangi kopi pinanggih (dok pri)
Inilah bahan baku kopi Pinanggih yang dipetik dari muah merah dan dikemas apik per 100 g. Menjajal 2 pak kopi @15K yang cukup terjangkau. Perut hangat oleh aliran wedang kopi, mari membawanya untuk buah tangan. Pemasaran digital telah dilakukan untuk mendekatkan diri kepada konsumen. Tersedia juga loh kemasan jahe siap seduh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun