Ketersedian pangan menjadi permasalahan krusial. Bukan hanya masalah kuantitas, namun juga mencakup aksesbilitas. Tahun 2019 ini, tema HPS menekankan pemberlakuan pola pangan yang sehat berkelanjutan.
Targetnya adalah pola pangan sehat yang dapat diakses dan terjangkau bagi semua orang. Visi tanpa kelaparan (zero hunger) bukan hanya masalah kelaparan secara kuantitatif. Mencakup setiap usaha memelihara kesehatan manusia.
Pergeseran pola makan, gaya hidup dari konsumsi kaya serat menjadi kaya pati, gula dan lemak. Memunculkan masalah kesehatan, bukan karena kurang pangan. Terganggunya imbangan gerak dan asupan nutrisi memunculkan gangguan, semisal obesitas.
Disisi lain, banyak jiwa terancam kelaparan dan kurang gizi. Balita tumbuh kerdil (stunting) salah satu wujudnya. Hari pangan sedunia tahun ini ditengarai dengan upaya perbaikan kualitas makanan. Perbaikan nutrisi mulai dari pangan lokal yang sudah akrab dengan penyantapnya.
Menyadari pangan diproduksi dengan campur tangan alam, kecukupan pangan juga melibatkan upaya keselamatan bumi. Dituntut tindakan cerdas kita sebagai landasan masa depan bersama.
Setiap sektor baik pemerintah, pelaku bisnis, media dan komunitas diharapkan saling bersinergi melakukannya. Mewujudkan dunia tanpa kelaparan dan pangan sehat. Bersendi pada sumberdaya dan kecerdasan lokal.
Sebagai rangkuman, berpandukan tema Global HPS 2019, Â "Tindakan kita adalah masa depan kita. Pola Pangan sehat, untuk Zerohunger 2030". Secara pribadi saya mengakui bahwa "Bubur Manado Kecerdasan Lokal Minahasa untuk Pola Pangan Sehat dan Tangkal Kelaparan. Menjadi bagian wisata kuliner khas Minahasa.
Bagaimana pendapat sahabat Kompasiana? Selamat Hari Pangan Sedunia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H