Selarik kidung dilantunkan di malam senyap. Segera aura perbawanya menyergap pendengaran masyarakat sekitarnya. Tanpa komando semua segera menyimak, terhisap liriknya yang membius pendengaran.
"Ayoo pada tenang, itu Mbah ngidung, Pak Lik sedang rewel" Tanpa penjelasan rinci, kami segera maklum bila putra Mbah tetangga yang keseharian tampak berbeda membutuhkan ketenangan. Komunitas sekitar juga mendukung, memumpun empati dalam diam dan doa.
Gangguan kesehatan mental dalam komunitas puluhan tahun silam
Tembung Pak Lik sedang 'rewel' mengait pada kondisi kambuh pada seseorang yang mengalami gangguan kejiwaan. Kejadian puluhan tahun silam sangat membekas dalam ingatan. Penghalusan kosa kata untuk menenggang rasa Mbah.
Kata 'rewel' yang sungguh berbeda dengan ungkapan adik sedang rewel, menangis cukup lama. Penanganan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan mental yang terbatas pada zamannya.
Seringnya dikaitkan dengan guna-guna oleh pihak lain. Ada pula yang mengatakan diganggu oleh mahluk halus penunggu tempat keramat.
Bermula dari gejala yang ringan semisal gelisah berlebihan. Ketakutan yang mencekam hingga berteriak tak terkontrol. Halusinasi hingga berbicara sendirian seolah sedang ngobrol dengan aneka ekspresi. Hingga berkembang menjadi membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Penanganannya sungguh tanpa dampingan medis. Mulai dari di 'suwuk' dicarikan mantra hingga paling parah dipasung. Yak itu kisah lama yang semoga tak lagi dijumpai.
Kesehatan mental dalam perspektif kini
Gangguan mental atau gangguan jiwa merujuk kepada penyakit yang memengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya (satu). Penderita mengalami gangguan yang berdampak pada letupan emosi yang labil, pola pikir kacau hingga perilaku berbeda bahkan destruktif.
Aneka tingkatan gangguan mental. Laiknya penyakit fisik, penyakit gangguan mental juga membutuhkan penanganan dan pengobatan. Tidak lagi zamannya penderita gangguan mental dikucilkan, namun perlu perawatan.Â